4 Fakta Bubur Sekoi khas Bengkulu, Bubur dari Jewawut yang Kaya Serat
Bubur langka yang dahulu dimakan saat masa paceklik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia kaya akan bahan pangan yang beraneka ragam. Walaupun mayoritas rakyatnya mengonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat, Indonesia memiliki banyak ragam sumber karbohidrat lainnya yang tak hanya kaya karbohidrat tapi juga kaya serat dan protein. Salah satu sumber karbohidrat yang tumbuh di Indonesia adalah jewawut yang mana terkenal di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya adalah Bengkulu.
Di Bengkulu, jewawut dimanfaatkan menjadi sebuah hidangan bernama bubur sekoi. Bubur dengan paduan rasamanis dan gurih ini tak hanya menjadi makanan sehari-hari tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Sayangngnya, karena jewawut tidak sepopuler nasi, bubur sekoi pun juga mulai langka.
Nah, bagi kalian yang belum tahu tentang bubur sekoi, cari tahu lebih lanjut tentang bubur sekoi lewat artikel ini, yuk!
1. Bubur khas Bengkulu dengan paduan gula merah dan santan
Bubur sekoi adalah bubur dari jewawut yang berasal dari Bengkulu. Jewawut adalah serealia berbiji kecil yang menjadi makanan pokok di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Bengkulu. Di Bengkulu, jewawut ini dipanggil dengan sebutan ’sekoi’.
Bubur sekoi terbuat dari jewawut yang dimasak sampai mengembang dan lunak lalu dicerikan sangtan, gula merah cair, daun pandan, dan garam. Rasanya manis gurih dengan tekstur yang lembut dan aromanya aroma pandan yang wangi dan menggugah selera.
Konon katanya, zaman dulu, sekoi telah digunakan oleh masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, apalagi saat zaman krisis pangan atau paceklik. Kandungan karbohidrat dan protein dalam jewawut menjadi sumber energi untuk para masyarakat.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.