TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Fakta Bubur Sekoi khas Bengkulu, Bubur dari Jewawut yang Kaya Serat

Bubur langka yang dahulu dimakan saat masa paceklik

ilustrasi bubur sekoi (vecteezy.com/Subodh Sate)

Indonesia kaya akan bahan pangan yang beraneka ragam. Walaupun mayoritas rakyatnya mengonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat, Indonesia memiliki banyak ragam sumber karbohidrat lainnya yang tak hanya kaya karbohidrat tapi juga kaya serat dan protein. Salah satu sumber karbohidrat yang tumbuh di Indonesia adalah jewawut yang mana terkenal di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya adalah Bengkulu.

Di Bengkulu, jewawut dimanfaatkan menjadi sebuah hidangan bernama bubur sekoi. Bubur dengan paduan rasamanis dan gurih ini tak hanya menjadi makanan sehari-hari tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Sayangngnya, karena jewawut tidak sepopuler nasi, bubur sekoi pun juga mulai langka.

Nah, bagi kalian yang belum tahu tentang bubur sekoi, cari tahu lebih lanjut tentang bubur sekoi lewat artikel ini, yuk!

1. Bubur khas Bengkulu dengan paduan gula merah dan santan

ilustrasi bubur sekoi (commons.wikimedia.org/VirtualSteve)

Bubur sekoi adalah bubur dari jewawut yang berasal dari Bengkulu. Jewawut adalah serealia berbiji kecil yang menjadi makanan pokok di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Bengkulu. Di Bengkulu, jewawut ini dipanggil dengan sebutan ’sekoi’.

Bubur sekoi terbuat dari jewawut yang dimasak sampai mengembang dan lunak lalu dicerikan sangtan, gula merah cair, daun pandan, dan garam. Rasanya manis gurih dengan tekstur yang lembut dan aromanya aroma pandan yang wangi dan menggugah selera.

Konon katanya, zaman dulu, sekoi telah digunakan oleh masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, apalagi saat zaman krisis pangan atau paceklik. Kandungan karbohidrat dan protein dalam jewawut menjadi sumber energi untuk para masyarakat.

2. Sering dihidangkan untuk berbagai perayaan

ilustrasi bubur sekoi (vecteezy.com/Subodh Sathe)

Selain dimakan untuk makanan sehari-hari, bubur ini juga dihidangkan untuk berbagai kegiatan adat dan perayaan, sepeti pesta pernikahan, sunatan, dan berbagai acara syukuran. Pembuatan bubur sekoi menggambarkan kearifan lokal karena bahan-bahan yang digunakan memanfaatkan hasil bumi di sekitasnya.

Bubur sekoi yang disajikan dalam perayaan tersebut dianggap menunjukkan keramahtamahan, kebersamaan, serta ungkapan syukur atas hasil bumi yang diberikan.

Baca Juga: 7 Air Terjun Populer di Bengkulu, Keindahan Alamnya Luar Biasa!

3. Jewawut banyak tumbuh di daerah-daerah di Indonesia

ilustrasi jewawut (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Jewawut adalah biji-bijian yang banyak tumbuh di Bengkulu. Selain Bengkulu, jewawut juga tumbuh di berbagai wilayah seperti Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan lainnya. Bahkan, jewawut juga menjadi sumber makanan pokok di Asia Timur dan Asia Tenggara, sebelum masyarakat bercocok tanam tumbuhan serealia lainnya.

Sekilas bentuknya seperti gandum, tetapi jewawut memiliki ciri khas seperti warnanya yang lebih kuning, ada juga yang kemerahan dan abu-abu. Meskipun begitu, jewawut sekarang agak terlupakan, karena masyarakat banyak memilih beras dan jagung sebagai makanan pokoknya.

Verified Writer

Wanudya A

YNWA

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya