TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Angkak, Beras Merah Fermentasi yang Jadi Pewarna Alami Makanan

Pewarna alami yang juga bisa bantu turunkan kolesterol

ilustrasi angkak (freepik.com/Freepik)

Angkak merupakan salah satu bahan makanan yang datangnya dari China. Angkak merupakan beras fermentasi yang punya warna merah. Warna merahnya ini membuat angkak sering digunakan sebagai pewarna alami dan membuat warna merah pada makanan tidak ngejreng.

Selain sebagai pewarna alami, angkak juga berguna untuk mengawetkan makanan hingga menjadi obat herbal. Angkak dipercaya dapat membantu menrunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung. Orang China dan negara Asia Timur lainnya telah mengonsumsi angkak sejak berabad-abad lalu.

Kalian yang sering pakai angkak sebagai pewarna alami, harus tahu nih serba-serbi menarik tentang angkak. Apa saja? Simak artikel berikut ini, ya!

1. Bahan makanan yang telah ada sejak berabad-abad lalu

ilustrasi angkak (commons.wikimedia.org/FotoosVanRobin)

Angkak merupakan beras berwarna merah yang didapat dari proses fermentasi. Proses fermentasi ini terjadi antara beras putih dan ragi Monascus purpureus dan jamur terkait lainnya.

Di negara asalnya, China, angkak digunakan sebagai pengawet, pewarna, hingga obat tradisional. Selain di China, angkak juga terkenal di negara Asia Timur lainnya, seperti Jepang, Korea, dan Taiwan. Beras ini telah digunakan sebagai bahan atau makanan pokok di Asia sejak berabad-abad yang lalu. 

2. Disebut di berbagai buku kuno China

ilustrasi angkak dan beras lainnya (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Angkak telah tercatat di buku-buku kuno dari China. Dalam Nichiyo Honzo, sebuah buku herbilogi yang ditulis pada tahun 1596 oleh Duang Wu, angkak disebut sebagai makanan herbal Tiongkok yang dapat meningkatkan sirkulasi darah.

Angkak juga masuk ke dalam buku Bancao Gangmu, yang merupakan buku kuno yang mencatat tentang Chinese medicine. Produksi angka secara tradisional didokumentasikan di dalam kompendium tentang industri, pertanian, dan kerajinan tangan yang disebut dengan Tiangong Kaiwou yang ditulis pada abad ke-17.

Di dalam buku Tiangong Kaiwu dijelaskan bahwa angkak dibuat dari beras yang diinokulasikan dengan jamur Monascus kemudian dibagi dalam beberapa nampan bambu. Bambu berisi beras tersebut diletakkan di rak untuk menjaga sirkulasi udara yang baik.

Ruangan tempat rak bambu ini diatur sedemikian rupa karena ruangan yang baik akan menghasilkan angkak yang berkualitas juga. Ruangan tersebut harus lebar, punya langit-langit yang tinggi, dan harus menghadap selatan agar terhindar dari sinar matahari sore. Serta, suhu ruangannya harus dikontrol. Dalam proses fermentasi, beras harus diaduk naik turun tiga kali selama dua jam.

Baca Juga: 5 Jenis Chili Oil dari Berbagai Negara, Varian Rasa Pedas yang Khas

3. Pembuatan angkak harus bersih

ilustrasi angkak (vecteezy.com/rysak)

Melansir dari suatu tinjauan artikel yang terbit di jurnal Molecules pada tahun 2020, angkak dibuat dengan merendam beras dalam air selama 7 hari kemudian dikukus, dan ditambahkan jamur benih. Beras tersebut kemudian difermentasi selama sekitar satu minggu. Jamur Monascus, jamur yang memfermentasi beras menjadi angkak memiliki kemampuan berkembang biak yang rendah, sehingga perlu waktu satu minggu agar angkak terbentuk.

Fermentasi jangka panjang dapat memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh berbagai kuma. Oleh karena itu, setiap area produksi angkak ini perlu diperhatikan kebersihannya secara menyeluruh.

4. Digunakan sebagai pewarna makanan

ilustrasi makanan dari angkak (commons.wikimedia.org/Gluo88)

Warna merah pada angkak sering dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada makanan. Warna merah ini sering digunakan sebagai pewarna alami produk olahan pasta ikan, selai, saus tomat, selai kacang, gurita rebus, telur ikan salmon, hingga produk olahan daging seperti ham dan sosis. Angkak juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami untuk roti dan minuman.

Salah satu minuman yang menggunakan angkak sebagai bahannya adalah anchu atau anggur merah khas China. Ada juga tofunyu, tahu fermentasi yang menggunakan angkak sebagai bahan tambahannya.

5. Khasiat angkak yang membantu menurunkan kolesterol

ilustrasi angkak (freepik.com/Freepik)

Tak hanya terkenal dengan manfaatnya sebagai pewarna alami, angkak juga terkenal karena manfaat kesehatannya. Melansir dari Healthline, umumnya angkak digunakan sebagai obat herbal untuk membantu menurunkan kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung.

Kombinasi konsumsi obat kolesterol dan angkak dipercaya dapat membantu menurunkan kolesterol jahat,  trigliserida, serta menurunkan tekanan darah. Senyawa berkhasiat yang terkandung dalam angkak,  monacolin K dapat membantu meningkatkan fleksibilitas pembuluh darah yang berefek pada kesehatan pembuluh serta jantung. Konsumsi suplemen angkak juga dapat membantu mengurangi berbagai peradangan yang dapat menyebabkan penyakit kronis serta dapat meningkatkan kesehatan tubuh.

Selain dapat digunakan untuk bahan pewarna alami pada makanan, angkak juga punya khasiat untuk meningkatkan kesehatan jantung serta membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Kalian sering pakai angkak sebagai pewarna di rumah gak, nih?

 

Baca Juga: Resep Ngohiong Ayam Udang, Chinese Food Favorit Banyak Orang

Verified Writer

Wanudya A

YNWA

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya