TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Ayam Kampung Lebih Mahal Dibandingkan Ayam Broiler?

Salah satunya karena tingkat produksi lebih rendah 

ilustrasi ayam kampung (pexels.com/Rodrigo Menezes)

Kamu pasti pernah mendengar tentang ayam kampung dan ayam broiler, kan? Saat berbelanja, pasti kamu sempat melihat perbedaan harga antara keduanya. Ayam kampung sering kali lebih mahal.

Mungkin kamu bertanya-tanya, “Kenapa ayam kampung lebih mahal dibandingkan ayam broiler, ya?" Nah, di artikel ini, kamu akan melihat penjelasan secara tuntas kenapa ayam kampung lebih mahal dibandingkan ayam broiler. Gak bertanya-tanya lagi, deh!

Baca Juga: 5 Cara Merebus Ayam Kampung Tanpa Presto biar Empuk

1. Konsumsi pakan yang lebih tinggi

ilustrasi ayam kampung (pexels.com/Thới Nam Cao)

Salah satu alasan utama ayam kampung lebih mahal adalah karena mereka biasanya lebih besar dan mengkonsumsi lebih banyak pakan. Ayam kampung, yang dikenal juga sebagai ayam ras lokal, pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan ayam broiler.

Meski ayam broiler dibesarkan untuk pertumbuhan cepat dengan pakan yang diformulasikan secara khusus. Ayam kampung memiliki metabolisme yang berbeda dan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai ukuran ideal.

Konsumsi pakan yang lebih tinggi membuat peternak harus mengeluarkan biaya lebih untuk pakan. Di daerah di mana harga pakan fluktuatif, ini dapat menjadi faktor signifikan yang berkontribusi pada biaya produksi keseluruhan. Selain itu, ketika ayam kampung dibiarkan bebas di luar ruangan, mereka juga dapat mencari makanan tambahan, seperti serangga dan tumbuh-tumbuhan, tetapi ini gak selalu cukup untuk menggantikan kebutuhan pakan utama mereka.

2. Kondisi hidup di luar ruangan

ilustrasi ayam kampung (pexels.com/Min An)

Ayam kampung biasanya dibesarkan di luar ruangan, yang memberikan mereka kebebasan bergerak dan akses ke lingkungan yang lebih alami. Walau ini baik untuk kesejahteraan hewan, hidup di luar ruangan juga berarti ayam harus menghadapi kondisi cuaca beragam. Pada saat suhu turun, ayam membutuhkan lebih banyak pakan untuk mempertahankan suhu tubuh mereka. Hal ini juga meningkatkan biaya produksi, lho.

Dalam peternakan ayam broiler, ayam biasanya ditempatkan di dalam kandang yang terkendali dan dirancang untuk memberikan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan mereka. Ini gak hanya mengurangi konsumsi pakan, tetapi juga melindungi ayam dari fluktuasi cuaca yang dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan mereka.

3. Tingkat produksi yang lebih rendah

ilustrasi ayam kampung (pexels.com/Vietnam Tri Duong Photographer)

Ayam kampung mempunyai tingkat produksi lebih rendah dibandingkan ayam broiler. Ini disebabkan beberapa faktor, seperti kematian akibat predator dan alokasi nutrisi yang berbeda. Ayam kampung lebih rentan terhadap predator, seperti ular dan burung pemangsa, yang dapat mengurangi jumlah ayam yang berhasil tumbuh hingga dewasa.

Di sisi lain, ayam broiler dikembangkan dengan fokus pada efisiensi produksi. Mereka memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dan dapat diproduksi dalam waktu yang lebih singkat, yang membuat biaya per unit daging lebih rendah. Dengan kata lain, meski harga per kilogram ayam kampung mungkin lebih tinggi, jumlah daging yang dihasilkan dari setiap ayam juga lebih rendah. Inilah yang membuat biaya  lebih tinggi per kilogramnya.

Baca Juga: 8 Cara Budi Daya Ayam Broiler, Jadi Sumber Pangan Andalan

4. Biaya tenaga kerja yang lebih tinggi

ilustrasi ayam kampung (pexels.com/Rodrigo Menezes)

Peternakan ayam kampung memerlukan lebih banyak perhatian dan perawatan dibandingkan ayam broiler. Para peternak harus memastikan bahwa ayam memiliki akses ke lingkungan luar yang aman dan sehat. Ini melibatkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk memantau kesehatan ayam, menjaga kebersihan kandang, dan memberikan makanan dan air yang cukup.

Biaya tenaga kerja ini tentu lebih besar, terlebih kalau dibandingkan dengan sistem pemeliharaan ayam broiler yang lebih otomatis dan terstandarisasi. Dalam banyak kasus, peternak ayam broiler bisa mengandalkan teknologi untuk memantau dan mengelola ayam, sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manual. Hal ini juga mengarah pada penghematan biaya yang dapat diteruskan kepada konsumen.

5. Standar kesejahteraan hewan yang lebih baik

ilustrasi ayam kampung (pexels.com/Khoirudin As'ari)

Ayam kampung sering kali dihubungkan dengan standar kesejahteraan yang lebih tinggi. Mereka biasanya mempunyai ruang lebih luas untuk bergerak dan akses ke lingkungan alami yang berkontribusi pada kualitas hidup mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, konsumen semakin sadar akan kesejahteraan hewan. Ini yang mendorong permintaan untuk produk yang dihasilkan dengan standar yang lebih baik.

Namun, menjaga standar kesejahteraan ini gak murah, lho. Peternak harus menyediakan ruang tambahan, pakan lebih berkualitas, dan perlindungan dari cuaca buruk dan predator. Semua faktor ini menyebabkan peningkatan biaya produksi, yang kemudian tercermin dalam harga jual ayam kampung di pasaran, deh.

Secara keseluruhan, alasan kenapa ayam kampung lebih mahal dibanding ayam broiler ini membuat konsumen memilih ayam yang akan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhannya. Gak sedikit yang memilih ayam kampung karena dianggap lebih sehat, walau mahal. Akan tetapi, ini kembali ke preferensi setiap konsumen, ya!

Baca Juga: Perbedaan Telur Ayam Kampung dan Negeri yang Wajib Diketahui

Verified Writer

Lathiva R. Faisol

Senang membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya