TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menu Favorit Paus Fransiskus dan Kebiasaan Makannya yang Unik

Pola makan Sang Bapa Suci juga sangat terjaga

Potret Paus Fransiskus (pixabay.com/gunthersimmermacher)

Kehadiran Paus Fransiskus ke Jakarta pada 3-6 September 2024 ini menjadi sorotan berbagai pihak. Tak hanya umat Katolik, berbagai lapisan masyarakat hingga ormas di Indonesia pun menyambut pemimpin Gereja Katolik Sedunia ini dengan suka cita.

Berbagai hal tentang Paus Fransiskus memang menarik untuk dibahas. Mulai dari kesederhanaan dalam berbagai aspek kehidupan, gaya hidup sehatnya, kebiasaan makan, hingga beragam menu makanan favoritnya. 

Beberapa orang yang pernah melayani Bapa Suci membocorkan kebiasaan-kebiasaan uniknya dalam hal preferensi makanan. Simak ulasannya di bawah ini, yuk!

1. Menu makanan untuk Paus Fransiskus harus seizin Vatikan

Potret Chef Lidia Bastianich (instagram.com/lidiabastianich)

Lidia Bastianich, seorang celebrity chef keturunan Italia yang tinggal di Amerika Serikat, pernah memasak untuk dua orang Paus dalam waktu berbeda, yakni Paus Benediktus XVI pada 2008 dan Paus Fransiskus pada 2015. 

Melansir dari laman Catholic News Agency, Chef Bastianich mengatakan sebelum mengolah makanan untuk Paus Fransiskus, ia membentuk tim koki dan staf pelayan, serta menyusun menu dan dikirim ke Vatikan untuk disetujui.

Semula, Chef Bastianich berencana untuk menyusun menu makanan khas Argentina, negara asal Paus Fransiskus, dan menyajikan banyak olahan daging. Namun, usulan ini ditolak Vatikan, karena Bapa Suci harus menyantap makanan yang lebih ringan demi kesehatannya.

2. Menu makanan khas Italia utara jadi pilihan

Ilustrasi pasta ravioli (unsplash.com/edwardhowellphotography)

Chef Bastianich dan timnya pun memilih beragam masakan khas Italia utara. Untuk menu makan malam pertama, Chef Bastianich menyediakan tiga rangkaian menu lezat. Makanan pembukanya terdiri dari lobster kukus, tomat heirloom, dan keju burrata homemade.

Kemudian, diikuti dengan makanan utama berupa sup capon dengan grana padano raviolini, veal medallions (sirloin sapi muda tanpa lemak), boscaiola, jamur porcini, jagung, dan tomat segar.

Sementara itu, untuk sajian penutupnya, ada concord grape sorbet with dengan angel food atau bolu bertekstur ringan, rasanya manis, dan tanpa lemak.

3. Sarapan simpel berupa salad, jus, atau roti panggang

salad sayuran (Pexels.com/Cats Coming)

Chef Bastianich dan stafnya juga bertugas menyiapkan sarapan untuk Paus Fransiskus. Ternyata, setiap pagi beliau hanya menginginkan jus jeruk, teh, dan roti panggang. Pada malam harinya, Bastianich berinisiatif menyiapkan pisang dan segelas air putih di samping tempat tidurnya.

"Saya juga menaruh beberapa kue. Seharusnya itu tidak dilakukan, tetapi saya menaruh beberapa kue," ujar Chef Bastianich seperti yang dilansir dari Catholic News Agency.

Menu makan siangnya, Paus Fransiskus menyantap salad sayuran (matang dan mentah) dengan ricotta. Tak ketinggalan ada risotto dengan jamur porcini, truffle musim panas, dan grana padano riserva, serta penutupnya ada buah pir dan anggur panggang dengan gelato vanila.

Malam harinya, santapan yang disajikan ada ravioli berisi pir dan pecorino, aged pecorino, whole roasted striped bass, aneka sayuran, minyak zaitun, dan lemon. Hidangan penutupnya ada apple crostata dan honey ice cream.

Baca Juga: Sejarah Gedung Kedubes Vatikan, Tempat Menginap Paus Fransiskus

4. Makanan tidak boleh terlalu pedas dan berminyak

Ilustrasi grana padano raviolini (unsplash.com/janesca)

Selain Chef Bastianich, Chef Joe Ibarra asal Meksiko juga pernah mendapatkan kesempatan membuat makanan untuk Paus Fransiskus saat tur lima harinya di Meksiko pada 2016.

“Dipilih untuk memasak bagi Paus merupakan indikasi kualitas pekerjaan dan kepercayaan orang-orang kepada saya,” kata Ibarra seperti yang dilansir dari news.com.au. “Ini adalah pengalaman yang tak tertandingi,” tuturnya.

Bersama timnya yang terdiri dari lima koki, Ibarra, yang juga mengelola restoran steik Brasil Don Sazon di Mexico City, menyiapkan semua makanan Paus di Nunsiatur Apostolik, kantor pusat diplomatik Vatikan di Mexico City.

Chef Ibarra sudah diwanti-wanti pihak Vatikan bahwa Paus Fransiskus memiliki pantangan makanan tertentu, yakni tidak terlalu pedas dan berminyak. Selain itu, semua buah harus tanpa biji untuk memudahkan pencernaan. Bahkan, Paus membawa air minumnya sendiri dari Vatikan, karena kandungan natriumnya yang rendah.

5. Tidak suka meninggalkan meja sebelum semua orang selesai makan

Ilustrasi roti panggang (unsplash.com/studioktr)

Meskipun sudah diperingatkan tentang persyaratan makanan Paus Fransiskus, Chef Ibarra rupanya juga diberi kebebasan penuh untuk berkreasi dan memutuskan apa saja hidangan akan disajikan. Ia memilih untuk membuat hidangan bergaya Italia dengan sedikit sentuhan Meksiko. Bahan-bahannya pun segar dan bersumber dari daerah setempat.

Menurut Chef Ibarra, Paus Fransiskus memiliki selera makan yang sederhana. Ia menyukai nasi, pasta, sup dengan roti, serta ditemani dengan segelas jus jeruk atau jus sayuran.  “Kami sangat berkonsentrasi pada penyajian dan kualitas saus atau hiasan, agar tidak terlihat murahan. Kami ingin membuat sesuatu yang sederhana, tapi tampak hebat,” ujar Chef Barra.

Untuk sarapan, Chef Ibarra menyajikan sepiring daging dingin, keju, roti panggang, roti Meksiko manis, dan secangkir teh hijau. Setelah makan malam, Paus juga suka menyantap cokelat.

Chef Ibarra juga menceritakan tentang kebiasaan makan Paus Fransiskus yang cukup unik. Sarapannya hanya berlangsung selama 15-20 menit, makan siangnya selama 40-50 menit, dan makan malamnya dapat berlangsung hingga satu jam.

"Jadi, kami harus sangat cepat dalam melayani semua orang karena Bapa Suci tidak suka meninggalkan meja sebelum semua orang selesai makan,” ujarnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya