#MahakaryaAyahIbu: Cita-Cita Mama Untukku

Di balik sifat Mama yang tegas, Mama memiliki impian yang sederhana sewaktu aku dan kakakku masih kecil.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Setiap orang tua memiliki impian untuk anak-anaknya, demikian pula dengan orang tuaku. Mama memegang peranan penting dalam kegiatan akademik sewaktu aku dan kakakku masih kecil. Ini berarti Mama mempunyai kuasa penuh untuk menentukan aktivitas apa saja yang harus kami lakukan seusai pulang sekolah. Di balik sifat Mama yang tegas, Mama ternyata memiliki impian yang cukup sederhana sewaktu aku dan kakakku masih kecil.

Mama ingin kita berdua menjadi guru musik, jadi dia mengirim aku dan kakak ke tempat kursus musik. Alasan Mama waktu itu, jam kerja sebagai guru musik lebih flexible sehingga bila kita menikah nanti, kita masih bisa mengurus anak dan rumah sambil bekerja. Mama juga bilang bahwa pekerjaan sebagai guru musik cukup elok. Pesan Mama berkali-kali untuk kita, sewaktu kita masih kecil, adalah supaya kita berdua bisa menjadi wanita yang sukses, mandiri, kokoh tidak tertandingi. Aku tidak pernah lupa dengan pesan Mama sampai sekarang.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Aku mulai belajar musik organ waktu berusia 5 tahun, lalu aku berpindah ke piano waktu aku berusia 7 tahun. Aku berhenti total dari piano waktu aku berusia 15 tahun karena aku kesulitan membagi waktu antara les pelajaran dan latihan piano. Kalau Mama adalah orang yang mendorong aku untuk belajar piano, Papa adalah orang yang selalu menemaniku saat aku hendak ujian Royal Music Piano. Papa akan menungguku di luar, meskipun itu bentrok dengan jadwal kerjanya, tapi Papa tetap menunggui aku sampai aku selesai ujian.

Semenjak aku naik ke kelas 1 SMA, aku mulai jarang latihan piano. Aku juga sering mengantuk saat bermain piano di tempat kursus, dan guru pianoku sering mengeluh kepada Mama. Aku akhirnya memutuskan untuk berhenti bermain piano karena aku cukup kewalahan membagi waktu antara pelajaran sekolah dan latihan piano di rumah. Ada terbesit rasa menyesal tidak meneruskan kursus piano setelah aku beranjak dewasa karena jika aku pertimbangkan kembali, ada banyak manfaat yang bisa aku gunakan dengan kemampuan bermain piano. Jadi, jika aku mempunyai kuasa untuk membalik waktu, aku akan tetap mempertahankan kursus pianoku waktu itu, bahkan mungkin tetap menekuninya sewaktu aku kuliah.

Aku sekarang bekerja di bidang pendidikan, tapi bukan di bidang musik.  Aku mungkin sekarang bisa bermain musik dan menyanyi untuk murid-muridku di kelas, jika waktu itu aku tetap mempertahankan kursus piano. Aku mungkin juga bisa langsung membuka music group tanpa harus mencari-cari guru musik piano yang juga paham dengan tumbuh kembang/psikologis anak.

Aku juga bisa melatih murid-muridku lalu membuka mini konser dan mempersembahkan mahakarya ini ke kedua orang tuaku. Aku yakin orang tuaku akan bangga melihat aku berhasil mengantar murid-murid untuk pentas dan bermain piano di atas panggung.  Ada kebanggaan tersendiri di dalam hati orang tua, bila mereka bisa melihat mahakarya anaknya yang dipersembahkan khusus untuk mereka.

M. W. S Photo Writer M. W. S

"Less is More" Ludwig Mies van der Rohe

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya