[CERPEN] Sejenak Menari dengan Kebahagiaan

Kebahagian yang sulit di jumpai

Intinya Sih...

  • Dina menemukan kebahagiaan dalam dirinya sendiri setelah melewati berbagai cobaan hidup
  • Kebebasan yang diraih Dina diwujudkan dalam lompatan yang menjadi simbol kebahagiaannya
  • Dina meninggalkan senja dengan keyakinan bahwa esok hari akan membawa kebahagiaan yang lebih besar lagi

Langit senja membentang di atas sebuah desa kecil, melukiskan panorama yang tak bisa diabaikan begitu saja. Warna oranye yang memancar dari cakrawala seolah-olah menyelimuti setiap sudut dengan kehangatan. Di tengah-tengah pemandangan yang memikat itu, seorang wanita berdiri di atas bukit kecil yang menghadap ke arah matahari terbenam.

Namanya adalah Dina. Seorang wanita muda yang baru saja melewati berbagai cobaan hidup. Setelah bertahun-tahun berjuang dengan ketidakpastian, ia akhirnya menemukan kedamaian yang lama dicarinya. Dengan tubuh yang ringkih namun bersemangat, ia mendongak ke arah langit, merasakan hembusan angin yang lembut menerpa wajahnya.

"Sudah lama aku menunggu momen ini," gumamnya pelan, namun penuh dengan rasa syukur.

Dina menutup matanya, membiarkan dirinya terhanyut dalam suasana. Ia merentangkan kedua tangannya, seolah ingin merangkul seluruh dunia. Dalam hatinya, ia merasakan kebahagiaan yang tak terlukiskan. Bukan kebahagiaan yang datang dari materi atau kesuksesan, melainkan kebahagiaan yang muncul dari dalam dirinya sendiri. Kebahagiaan karena telah berhasil melewati setiap rintangan, kebahagiaan karena akhirnya bisa menerima dirinya apa adanya.

Tiba-tiba, seolah terdorong oleh kekuatan yang tak terlihat, Dina melompat ke udara. Lompatan yang bukan sekadar gerakan fisik, melainkan simbol dari kebebasan yang baru saja ia raih. Ia melompat, dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya, seolah-olah ingin menari bersama angin senja.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Dalam sekejap, ia merasa seolah dunia berhenti berputar. Tak ada beban, tak ada rasa takut, tak ada penyesalan. Hanya ada kebahagiaan murni yang mengalir deras dalam tubuhnya.

Saat kakinya menyentuh tanah lagi, Dina merasakan detak jantungnya yang berdetak cepat. Namun, bukan karena kelelahan, melainkan karena euforia yang meluap-luap. Ia menatap langit sekali lagi, yang kini semakin gelap, tapi dengan senyum yang lebih lebar.

"Terima kasih," bisiknya, entah kepada siapa. Mungkin kepada dirinya sendiri, mungkin kepada alam semesta, atau mungkin kepada kehidupan yang telah mengajarkannya begitu banyak.

Dina tahu bahwa perjalanan hidupnya masih panjang, dan tantangan pasti akan terus berdatangan. Namun, ia juga tahu bahwa selama ia bisa menari sejenak dengan kebahagiaan seperti ini, ia akan selalu memiliki kekuatan untuk melangkah maju.

Dengan langkah yang ringan, Dina pun berjalan menuruni bukit, meninggalkan senja yang kini perlahan-lahan berubah menjadi malam. Hatinya penuh dengan keyakinan, bahwa esok hari akan membawa kebahagiaan yang lebih besar lagi, dan ia siap untuk menari lagi, kapan pun waktunya tiba.

Baca Juga: [CERPEN] Tanah para Pecundang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya