[CERPEN] Cahaya dalam Kegelapan: Rahasia di Balik Senyuman

Di balik senyuman yang ceria, Budi menyimpan sebuah rahasia 

Budi masih merasakan euforia dari pertemuan malam itu. Setiap pagi kini terasa lebih bermakna. Saat ia menyalakan motor dan memulai perjalanannya, ada semangat yang berbeda dalam setiap langkahnya. Ia menyadari bahwa setiap hari adalah kesempatan baru untuk menyebarkan kebahagiaan dan harapan.

Hari itu, Budi menerima tugas untuk mengantarkan paket ke sebuah kantor di pusat kota. Di sepanjang perjalanan, ia melihat banyak wajah yang tampak lelah dan terbebani oleh rutinitas. Budi bertekad untuk membawa sedikit keceriaan dalam hidup mereka meski hanya melalui senyuman dan sapaan ramah.

Sesampainya di kantor tersebut, Budi disambut oleh seorang resepsionis muda yang tampak letih. "Selamat pagi, Mbak. Ini ada paket untuk Anda," kata Budi dengan senyum lebar.

"Selamat pagi. Terima kasih, Mas," jawab resepsionis itu sambil menerima paket. Senyuman Budi yang tulus membuatnya tersenyum balik meski terlihat bahwa ia sedang menjalani hari yang berat.

"Semoga harimu menyenangkan, Mbak. Tetap semangat ya!" ucap Budi sebelum melanjutkan perjalanannya.

Di setiap tempat yang ia kunjungi, Budi selalu berusaha untuk menyebarkan kebaikan. Ia mulai dikenal sebagai kurir yang tidak hanya mengantarkan paket, tetapi juga mengantarkan kebahagiaan. Para pelanggan sering kali merasa terhibur dan semangat kembali setelah bertemu dengan Budi.

Chapter 2: Pertemuan dengan Wina

Suatu hari, Budi menerima tugas untuk mengantarkan paket ke sebuah kafe kecil yang terletak di pinggir kota. Kafe itu terkenal dengan suasananya yang nyaman dan kopi yang lezat. Saat Budi memasuki kafe tersebut, ia disambut oleh aroma kopi yang harum dan suara musik jazz yang lembut. Di balik meja kasir, seorang perempuan muda dengan rambut panjang dan senyuman manis menyambutnya.

"Selamat pagi, Mas. Ada yang bisa saya bantu?" tanya perempuan itu.

"Selamat pagi, Mbak. Saya Budi, kurir pengiriman. Ada paket untuk kafe ini," jawab Budi sambil menyerahkan paket tersebut.

"Oh, terima kasih banyak, Mas Budi. Saya Wina, pemilik kafe ini. Senang bertemu dengan Anda," kata Wina sambil menerima paket.

"Sama-sama, Mbak Wina. Senang bisa berkunjung ke kafe yang indah ini," balas Budi dengan senyum.

Wina tampak tertarik dengan semangat dan kebaikan hati Budi. Mereka pun berbincang sejenak tentang kafe dan perjalanan Budi sebagai kurir. Wina merasa terinspirasi oleh cerita-cerita Budi tentang orang-orang yang ia temui dan bagaimana senyuman bisa mengubah hari seseorang.

Sejak pertemuan itu, Budi dan Wina menjadi makin akrab. Setiap kali Budi mengantarkan paket ke kafe, mereka selalu menyempatkan diri untuk berbincang. Wina pun mulai menyadari bahwa di balik senyuman Budi, ada kisah hidup yang menarik dan penuh makna. Mereka sering berbicara tentang mimpi dan harapan serta bagaimana mereka bisa membuat dunia di sekitar mereka menjadi tempat yang lebih baik.

Chapter 3: Ujian Kehidupan

Di tengah kebahagiaan yang mulai Budi rasakan, datanglah ujian kehidupan yang tak terduga. Suatu hari, Budi menerima kabar bahwa ibunya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Budi merasa sangat terpukul. Ibunya adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki, dan melihatnya terbaring lemah membuat hati Budi hancur.

Namun, Budi tidak menyerah. Dengan semangat yang ia dapatkan dari rahasia di balik senyumannya, Budi berusaha untuk tetap kuat dan mendukung ibunya. Setiap hari, setelah menyelesaikan tugas sebagai kurir, Budi selalu menyempatkan diri untuk menjenguk ibunya di rumah sakit. Ia selalu membawa senyuman dan cerita-cerita lucu untuk menghibur ibunya.

"Wah, Budi. Kamu selalu membuat ibu tersenyum meski ibu sedang sakit," kata ibunya suatu hari sambil memegang tangan Budi.

"Ibu, senyuman itu adalah kekuatan kita. Selama kita bisa tersenyum, kita akan selalu punya harapan," jawab Budi dengan mata yang berkaca-kaca.

Di tengah situasi yang sulit, Budi juga mendapat dukungan dari teman-temannya, termasuk Wina. Wina sering datang ke rumah sakit membawa makanan dan minuman untuk Budi dan ibunya. Kehadiran Wina membuat Budi merasa tidak sendirian dalam menghadapi cobaan ini.

Chapter 4: Harapan Baru

Setelah beberapa minggu, kondisi ibu Budi mulai membaik. Dokter menyatakan bahwa ia sudah bisa pulang dan melanjutkan pemulihan di rumah. Budi merasa sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua orang yang telah membantunya melewati masa-masa sulit ini.

"Ibu, kita akan terus berjuang bersama. Aku akan selalu ada untuk ibu," kata Budi saat mereka pulang dari rumah sakit.

"Ibu tahu, Budi. Ibu bangga padamu. Kamu adalah cahaya dalam kegelapan bagi banyak orang, termasuk ibu," jawab ibunya dengan senyum yang penuh haru.

Dengan semangat baru, Budi kembali menjalani kehidupannya sebagai kurir. Ia merasa semakin yakin bahwa senyumannya adalah kekuatan yang bisa mengubah hidup orang lain. Setiap hari, ia bertemu dengan orang-orang baru dan menyebarkan kebahagiaan di mana pun ia pergi.

Wina juga terus memberikan dukungannya. Mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama, berbicara tentang mimpi dan harapan. Budi merasa bahwa kehadiran Wina adalah hadiah dari Tuhan yang memberinya semangat tambahan untuk terus berjuang.

Chapter 5: Mimpi yang Terwujud

Suatu hari, Budi menerima surat dari sebuah organisasi amal yang mengundangnya untuk berbicara di acara mereka. Mereka mendengar tentang kisah Budi dan ingin ia berbagi pengalaman tentang bagaimana senyuman dan kebaikan bisa mengubah hidup seseorang.

Budi merasa sangat terhormat dan bersemangat untuk berbicara di acara tersebut. Dengan dukungan dari Wina dan teman-temannya, Budi mempersiapkan pidato yang penuh inspirasi.

Di hadapan banyak orang, Budi menceritakan perjalanan hidupnya, tentang rahasia di balik senyumannya serta bagaimana ia menemukan kekuatan dalam kebaikan dan harapan. Cerita Budi menginspirasi banyak orang dan membuat mereka menyadari bahwa kebaikan hati dan senyuman bisa membawa perubahan besar dalam hidup seseorang.

Acara itu menjadi titik balik dalam hidup Budi. Ia mulai diundang untuk berbicara di berbagai tempat, menyebarkan pesan tentang kebaikan dan harapan. Budi merasa sangat bahagia karena bisa membantu orang lain menemukan cahaya dalam kegelapan.

Dengan setiap langkah dan senyuman, Budi terus menjalankan misinya untuk menyebarkan cahaya dan harapan. Ia tahu bahwa perjalanan hidupnya masih panjang. Namun, ia siap untuk menghadapi setiap tantangan dengan senyuman yang tulus dan hati yang penuh harapan.

Chapter 6: Kehidupan Baru

Seiring berjalannya waktu, Budi dan Wina semakin dekat. Mereka berbagi mimpi dan harapan serta saling mendukung dalam setiap langkah. Budi merasa bahwa Wina adalah sosok yang selalu ia cari, seseorang yang bisa memahami dan mendukungnya dalam setiap situasi.

Suatu hari, Budi mengajak Wina untuk berjalan-jalan di taman kota. Mereka berbicara tentang banyak hal, mulai dari pekerjaan hingga mimpi masa depan. Di tengah percakapan, Budi merasa ada sesuatu yang harus ia sampaikan.

"Wina, ada sesuatu yang ingin aku katakan," kata Budi dengan hati-hati.

"Apa itu, Budi?" tanya Wina dengan penuh perhatian.

"Aku merasa sangat beruntung bisa mengenalmu. Kamu adalah sumber kekuatanku dan aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa kamu," kata Budi sambil menatap mata Wina.

Wina tersenyum dan memegang tangan Budi. "Aku juga merasa sama, Budi. Kamu adalah orang yang selalu membuatku tersenyum dan memberikan harapan," jawab Wina dengan tulus.

Dengan penuh keberanian, Budi mengungkapkan perasaannya kepada Wina. "Aku mencintaimu, Wina. Aku ingin kita selalu bersama, melewati setiap suka dan duka bersama-sama."

Wina tersenyum lebar dan menjawab, "Aku juga mencintaimu, Budi. Mari kita jalani kehidupan ini bersama dengan senyuman dan harapan."

Mereka pun berpelukan dengan penuh kebahagiaan. Budi merasa bahwa kehidupannya kini lengkap dengan kehadiran Wina di sisinya. Bersama-sama, mereka berjanji untuk selalu menyebarkan kebaikan dan harapan kepada orang-orang di sekitar mereka.

Chapter 7: Masa Depan Cerah

Budi dan Wina menjalani kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan dan harapan. Mereka terus bekerja keras dan saling mendukung dalam setiap langkah. Budi tetap menjalankan pekerjaannya sebagai kurir, sementara Wina mengelola kafenya dengan penuh dedikasi.

Mereka juga mulai merencanakan masa depan bersama. Budi dan Wina berencana untuk membuka sebuah yayasan yang fokus pada membantu orang-orang yang membutuhkan. Yayasan tersebut akan memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka yang sedang menghadapi kesulitan serta menyebarkan pesan tentang kebaikan dan harapan.

Dengan semangat dan kerja keras, Budi dan Wina berhasil mewujudkan mimpi mereka. Yayasan yang mereka dirikan tumbuh dan berkembang sekaligus memberikan manfaat kepada banyak orang. Budi merasa sangat bahagia karena bisa menjalankan misi hidupnya dengan dukungan dari Wina.

Kehidupan mereka penuh dengan kebahagiaan dan cinta. Setiap hari adalah petualangan baru dengan senyuman dan harapan yang selalu menyertai mereka. Budi dan Wina tahu bahwa perjalanan hidup mereka masih panjang. Namun, mereka siap untuk menghadapi setiap tantangan bersama-sama.

Dengan setiap langkah dan senyuman, Budi dan Wina terus menyebarkan cahaya dalam kegelapan, mengungkap rahasia di balik senyuman, dan membawa harapan kepada setiap orang yang mereka temui. Perjalanan mereka adalah bukti bahwa kebaikan hati dan senyuman bisa membawa perubahan besar dalam hidup seseorang dan bahwa cinta dan harapan adalah kekuatan yang tak terbatas.

Chapter 8: Perjuangan Melawan Kegelapan

Di tengah kebahagiaan yang mereka rasakan, Budi dan Wina menghadapi tantangan baru yang lebih besar. Suatu hari, Budi menerima telepon dari seorang teman lama yang meminta bantuannya. Temannya tersebut, Danu, sedang menghadapi masalah besar di tempat kerjanya. Perusahaan tempat Danu bekerja sedang mengalami krisis keuangan dan banyak karyawan yang terancam kehilangan pekerjaan mereka.

"Danu, tenang saja. Aku akan membantu semampuku," kata Budi dengan penuh keyakinan. Ia merasa bahwa ini adalah bagian dari misinya untuk menyebarkan harapan dan kebaikan.

Budi dan Wina mengunjungi perusahaan tempat Danu bekerja dan berbicara dengan para karyawan yang merasa cemas. Mereka mendengarkan keluh kesah dan kekhawatiran para karyawan serta memberikan dukungan moral.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Kami di sini untuk membantu. Jangan khawatir, kami akan melakukan yang terbaik untuk menemukan solusi," kata Wina dengan suara lembut namun tegas.

Dengan bantuan Budi dan Wina, perusahaan tersebut mulai mencari cara untuk keluar dari krisis. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencari solusi terbaik. Budi dan Wina juga menggalang dukungan dari yayasan mereka untuk membantu para karyawan yang terkena dampak.

Proses ini tidak mudah. Namun, Budi dan Wina tidak pernah menyerah. Mereka terus berjuang dan memberikan semangat kepada semua orang yang terlibat. Dengan kerja keras dan tekad yang kuat, mereka akhirnya berhasil membantu perusahaan tersebut keluar dari krisis.

"Terima kasih, Budi dan Wina. Kalian telah menyelamatkan kami," kata Danu dengan penuh rasa syukur.

"Tidak perlu berterima kasih, Danu. Ini adalah bagian dari misi kami untuk menyebarkan harapan dan kebaikan," jawab Budi dengan senyuman hangat.

Chapter 9: Membangun Komunitas

Setelah berhasil membantu perusahaan Danu, Budi dan Wina semakin dikenal sebagai sosok yang selalu siap membantu orang lain. Mereka mulai membangun komunitas yang berfokus pada kebaikan dan saling mendukung. Komunitas ini terdiri dari berbagai latar belakang, namun, mereka memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menyebarkan harapan dan kebaikan kepada semua orang.

Di dalam komunitas tersebut, Budi dan Wina mengadakan berbagai kegiatan sosial, seperti bakti sosial, pelatihan keterampilan, dan program beasiswa untuk anak-anak yang kurang mampu. Mereka juga sering mengadakan pertemuan untuk berbagi cerita dan pengalaman serta memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

"Komunitas ini adalah rumah kedua bagi kita semua. Mari kita terus bekerja sama dan menyebarkan kebaikan," kata Wina dalam salah satu pertemuan komunitas.

Budi dan Wina merasa sangat bahagia melihat bagaimana komunitas mereka berkembang dan memberikan manfaat kepada banyak orang. Mereka percaya bahwa dengan bekerja sama dan saling mendukung, mereka bisa menciptakan dunia yang lebih baik.

Chapter 10: Harapan yang Terus Hidup

Seiring berjalannya waktu, Budi dan Wina terus menjalani kehidupan mereka dengan penuh semangat dan harapan. Mereka menghadapi berbagai tantangan, namun, selalu berhasil mengatasinya dengan kekuatan cinta dan senyuman.

Budi tetap menjalankan pekerjaannya sebagai kurir. Namun, ia juga aktif dalam kegiatan sosial dan komunitas. Ia merasa bahwa setiap langkah dan senyuman yang ia berikan adalah bagian dari misinya untuk membawa cahaya dalam kegelapan.

Chapter 11: Kegelapan yang Terungkap

Hari-hari berlalu dengan penuh kebahagiaan dan harapan. Namun, seperti pepatah yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki masa lalu, Budi pun menyimpan rahasia yang selama ini ia coba lupakan. Sebuah masa lalu yang kelam yang ia sembunyikan rapat-rapat dari semua orang, termasuk Wina. Namun, rahasia itu perlahan mulai terkuak, mengancam kedamaian yang telah mereka bangun bersama.

Suatu sore, setelah menyelesaikan tugasnya sebagai kurir, Budi memutuskan untuk mampir ke kafe Wina. Ia melihat Wina sedang berbicara dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Pria itu tampak serius dan Wina terlihat sedikit tegang. Setelah pria itu pergi, Budi mendekati Wina dengan penuh rasa ingin tahu.

"Wina, siapa pria tadi? Kamu terlihat tegang," tanya Budi sambil menyentuh lengan Wina dengan lembut.

Wina menatap Budi dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Budi, ada sesuatu yang harus kamu ketahui. Pria tadi adalah seorang detektif swasta. Dia datang ke sini untuk mencari tahu tentang kamu."

Budi terkejut mendengar kata-kata Wina. "Detektif swasta? Mencari tahu tentang aku? Apa maksudnya, Wina?"

Wina menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Dia mengatakan bahwa ada seseorang yang sedang mencari tahu tentang masa lalu kamu. Mereka mengirim detektif untuk menyelidiki latar belakangmu. Aku tidak tahu apa yang mereka cari, tetapi detektif itu menyebutkan sesuatu tentang kejadian yang terjadi bertahun-tahun lalu."

Kata-kata Wina membuat hati Budi berdegup kencang. Masa lalu yang ia coba lupakan kini kembali menghantuinya. "Wina, aku perlu menceritakan sesuatu padamu. Ini adalah sesuatu yang sangat berat, tapi kamu harus tahu."

Budi dan Wina duduk di sudut kafe yang sepi. Dengan suara bergetar, Budi mulai menceritakan kisah yang selama ini ia simpan dalam-dalam. Bertahun-tahun lalu, sebelum ia menjadi kurir dan menemukan makna hidupnya, Budi adalah seorang pemuda yang tersesat. Ia terlibat dalam pergaulan yang salah dan terjerumus dalam dunia kejahatan.

"Kami adalah sekelompok pemuda yang melakukan hal-hal buruk, Wina. Kami mencuri, berkelahi, dan bahkan pernah terlibat dalam perampokan. Aku merasa terjebak dalam lingkaran setan yang sulit untuk keluar," kata Budi dengan mata yang berkaca-kaca.

Wina mendengarkan dengan seksama, tangannya menggenggam tangan Budi dengan erat. "Budi, aku tidak menyangka. Tapi, apa yang terjadi selanjutnya?"

"Satu malam, saat kami sedang melakukan perampokan, terjadi sesuatu yang mengubah hidupku selamanya. Kami disergap oleh polisi. Dalam kepanikan, temanku tertembak dan tewas di tempat. Aku berhasil melarikan diri, tapi sejak saat itu aku hidup dalam ketakutan dan rasa bersalah yang mendalam. Aku meninggalkan kota, mencoba memulai hidup baru di tempat ini, jauh dari masa laluku yang kelam," lanjut Budi dengan suara bergetar.

Wina merasakan kepedihan dalam setiap kata-kata Budi. "Budi, kenapa kamu tidak pernah memberitahuku sebelumnya?"

"Aku takut, Wina. Aku takut kehilanganmu dan semua yang telah kita bangun bersama. Aku mencoba melupakan masa lalu itu dan menjalani hidup dengan cara yang lebih baik. Tapi, sepertinya masa lalu itu tidak akan pernah benar-benar hilang," jawab Budi dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.

Wina memeluk Budi dengan erat, mencoba memberikan kekuatan. "Budi, setiap orang memiliki masa lalu. Yang penting adalah bagaimana kita menjalani hidup kita sekarang dan ke depan. Aku di sini untukmu, apa pun yang terjadi."

Chapter 12: Menghadapi Kenyataan

Setelah pengakuan yang menyakitkan itu, Budi merasa sedikit lega meskipun masih diliputi rasa takut. Ia tahu bahwa menghadapi kenyataan adalah satu-satunya cara untuk melanjutkan hidup. Wina tetap mendukungnya, memberikan kekuatan dan cinta yang ia butuhkan.

Namun, Budi tahu bahwa ini bukan akhir dari masalah. Detektif itu akan terus mencari informasi tentang masa lalunya. Budi memutuskan untuk bertemu dengan detektif tersebut dan berbicara secara langsung. Ia ingin menyelesaikan masalah ini dan melindungi orang-orang yang ia sayangi.

Budi menghubungi detektif dan mengatur pertemuan di sebuah kafe yang tenang. Saat mereka duduk berhadapan, Budi merasakan ketegangan di udara.

"Pak Detektif, saya tahu Anda sedang mencari tahu tentang masa lalu saya. Saya ingin membuka semua kartu dan mengakhiri semua ini," kata Budi dengan suara tegas.

Detektif itu menatap Budi dengan mata tajam. "Budi, ada seseorang yang ingin tahu tentang masa lalumu. Saya hanya menjalankan tugas saya. Tapi, jika kamu bersedia menceritakan semuanya, mungkin kita bisa menemukan solusi yang baik."

Budi menceritakan segala sesuatu tentang masa lalunya, tentang kehidupan kelamnya, dan bagaimana ia berusaha berubah. Detektif itu mendengarkan dengan seksama. Ia mencatat setiap detail.

"Terima kasih atas keterusteranganmu, Budi. Saya akan melaporkan semuanya kepada klien saya. Tapi, saya perlu tahu, apakah kamu masih terlibat dalam kegiatan ilegal?" tanya detektif itu.

"Tidak, Pak. Saya sudah meninggalkan semua itu bertahun-tahun lalu. Saya sekarang menjalani hidup yang jujur dan membantu orang lain melalui yayasan yang saya dirikan bersama pacar saya," jawab Budi dengan penuh keyakinan.

Detektif itu mengangguk. "Baiklah, Budi. Saya akan menyampaikan ini kepada klien saya. Saya harap mereka bisa mengerti dan membiarkanmu melanjutkan hidupmu dengan damai."

Budi merasa sedikit lega setelah pertemuan itu meski bayang-bayang masa lalu masih menghantui. Ia tahu bahwa perjuangan untuk membebaskan diri dari masa lalu tidak akan mudah. Tapi dengan dukungan Wina dan teman-temannya, Budi yakin bisa melewati semuanya.

Chapter 13: Menemukan Kedamaian

Waktu berlalu. Budi terus menjalani kehidupannya dengan tekad yang kuat. Ia bekerja keras sebagai kurir, terus berkontribusi dalam yayasan, dan selalu menyebarkan kebaikan di mana pun ia berada. Meskipun detektif masih menyelidiki, Budi merasa lebih tenang karena ia telah jujur tentang masa lalunya.

Wina tetap menjadi pendukung terbesar Budi. Mereka sering berbicara tentang masa depan tentang mimpi dan harapan mereka. Wina juga mengajarkan Budi untuk menerima masa lalunya sebagai bagian dari dirinya, bukan sebagai sesuatu yang harus ia sembunyikan.

"Budi, masa lalu tidak bisa kita ubah. Tapi, kita bisa memilih bagaimana kita menjalani masa depan. Kamu sudah melakukan banyak kebaikan dan itu yang paling penting," kata Wina suatu malam saat mereka duduk di teras kafe menikmati langit malam yang penuh bintang.

Budi mengangguk. "Kamu benar, Wina. Aku akan terus berusaha menjadi orang yang lebih baik untuk diriku sendiri dan untuk orang-orang yang aku sayangi."

Dengan dukungan dari Wina dan komunitas mereka, Budi menemukan kekuatan untuk menghadapi segala tantangan. Ia terus menyebarkan kebaikan dengan setiap langkah dan senyuman membawa cahaya dalam kegelapan dan mengungkap rahasia di balik senyumannya.

Chapter 14: Harapan yang Terus Menyala

Kehidupan Budi perlahan kembali normal meskipun bayangan masa lalu masih terkadang menghantui. Namun, ia kini lebih kuat dan lebih percaya diri. Ia tahu bahwa ia tidak sendirian. Cinta serta dukungan dari orang-orang terdekatnya akan selalu menjadi sumber kekuatannya.

Yayasan yang didirikan oleh Budi dan Wina terus berkembang. Mereka berhasil membantu banyak orang yang membutuhkan, memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu, serta mengadakan berbagai kegiatan sosial yang bermanfaat bagi komunitas.

Budi juga semakin dikenal sebagai sosok yang inspiratif. Ia sering diundang untuk berbicara di berbagai acara, membagikan kisah hidupnya, dan memberikan motivasi kepada orang lain. Ia selalu menekankan pentingnya kebaikan hati, senyuman, dan harapan.

"Wina, aku tidak pernah menyangka bahwa hidupku bisa berubah sedemikian rupa. Dari masa lalu yang kelam, kini aku bisa membawa harapan kepada orang lain," kata Budi suatu hari saat mereka sedang berjalan-jalan di taman.

Wina tersenyum dan memeluk Budi. "Kamu telah melalui banyak hal, Budi. Tapi, yang paling penting adalah bagaimana kamu bangkit dan terus maju. Aku sangat bangga padamu."

Baca Juga: [CERPEN] Sepenggal Cerita tentang Yusmar

Yudhistira Yudha Sulisworo Photo Writer Yudhistira Yudha Sulisworo

Yudhistira Yudha Sulisworo Contact Information Email: yudhistirasulisworo11@gmail.com Phone: +6282153234925

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya