TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[CERPEN] Tanaman Liar dan Rezeki Tuhan: Cerita Pak Hadi dan Pak Budi

Ketika alam memberi 

ilustrasi alam (unsplash.com/ Bailey Zindel)

Intinya Sih...

  • Pak Hadi percaya rezeki diatur Tuhan, sementara Pak Budi meyakini perlu kerja keras.
  • Musim panen buruk membuat Pak Budi cemas, namun tanaman liar membawa rezeki tak terduga.
  • Dengan hasil penjualan tanaman liar, mereka memperbaiki kerugian dan belajar menghargai rezeki alam.

Di sebuah desa kecil bernama Sumber Bahagia, hiduplah dua sahabat bernama Pak Hadi dan Pak Budi. Keduanya bekerja sebagai petani, tetapi memiliki pandangan yang berbeda tentang rezeki dan usaha. Pak Hadi selalu percaya bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan, sedangkan Pak Budi lebih meyakini bahwa rezeki harus dicari dengan kerja keras tanpa henti.

Suatu hari, di tengah sawah yang hijau, mereka berdua duduk berbincang di bawah pohon rindang.

Pak Hadi: "Budi, aku selalu yakin bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan. Kita hanya perlu berusaha dengan jujur dan sabar."

Pak Budi: "Aku setuju, Hadi. Tapi, kita juga harus bekerja keras. Tanpa usaha yang maksimal, rezeki tidak akan datang dengan sendirinya."

Musim panen tahun itu tidak berjalan seperti biasanya. Hujan yang terlalu sering membuat padi banyak yang rusak. Pak Budi mulai cemas karena hasil panennya menurun drastis.

Pak Budi: "Hadi, panen kita tahun ini sangat buruk. Aku tidak tahu bagaimana caranya kita bisa bertahan."

Pak Hadi: "Tenang, Budi. Tuhan pasti punya rencana. Kita harus tetap bersyukur dan berdoa. Aku yakin akan ada jalan keluar."

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Beberapa minggu kemudian, sebuah kejadian mengejutkan terjadi. Seorang pedagang dari kota, Pak Tono, datang ke desa mereka mencari tanaman tertentu yang tumbuh liar di sekitar sawah mereka. Tanaman itu ternyata memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran kota.

Pak Tono: "Pak Hadi, Pak Budi, saya ingin membeli tanaman liar ini. Harganya cukup tinggi karena banyak dibutuhkan di kota."

Pak Hadi: "Benar-benar rezeki tak terduga. Tanaman ini tumbuh begitu saja tanpa kita sadari nilainya."

Pak Budi: "Kau benar, Hadi. Ini memang rezeki yang sudah diatur Tuhan."

Dengan uang hasil penjualan tanaman liar tersebut, Pak Hadi dan Pak Budi bisa memperbaiki kerugian dari panen yang buruk. Mereka juga belajar untuk lebih menghargai segala sesuatu yang diberikan oleh alam dan tetap berusaha dengan penuh keyakinan.

Pak Hadi: "Lihat, Budi, rezeki datang dari arah yang tak kita duga. Yang penting kita tetap berusaha dan percaya pada rencana Tuhan."

Pak Budi: "Aku sekarang lebih memahami pandanganmu, Hadi. Kita memang harus bekerja keras, tapi juga harus percaya bahwa rezeki itu sudah diatur."

Baca Juga: [CERPEN] Dendam Sang Peretas

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya