[PUISI] Rumah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rumahku lapuk, termakan waktu
Dinding putihnya terkelupas, seirama dengan asa yang terkubur
Kamar mandi yang berkerak, menjadi bayang saat aku melamun
Rumput liar yang berkelana, mendobrak hati lara yang dipancung di seluk jantung
Tempat yang dahulu kau sebut rumah
Bukanlah lagi rumah yang sesungguhnya
Saat kau pijak tanahnya
Tampak hati yang mendamba, penuh kehampaan
Lantas apakah yang menjadi tujuan tempat ini layak dikata rumah?
Ke manakah perginya kenangan yang berharga dan tentu tak bisa diulang
Ke manakah kisah asmara yang menyertai restu mereka menjadi keluarga
Yang dari sanalah tumbuhlah sang jagat kecil yang melengkapi tatanannya
Dan menggarap secercah senyuman di setiap detiknya
Apakah tempat ini kini layak dikata rumah?
Hanya caci maki yang kudengar dari gagak dan merpati yang berkicau di tengah hujan
Berlarian ke sana kemari hingga petir menyambar salah satunya
Membiarkan telur yang dierami, busuk dalam kehampaan
Menyisihkan penyesalan di antara kekakuan, hujan, dan cangkang telur yang mengelana dalam pikirnya
Baca Juga: [PUISI] MENGENAL CINTA
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.