[PUISI] Rumah

22 Juli 2024

Rumahku lapuk, termakan waktu 

Dinding putihnya terkelupas, seirama dengan asa yang terkubur 

Kamar mandi yang berkerak, menjadi bayang saat aku melamun 

Rumput liar yang berkelana, mendobrak hati lara yang dipancung di seluk jantung 

Tempat yang dahulu kau sebut rumah 

Bukanlah lagi rumah yang sesungguhnya

Saat kau pijak tanahnya

Tampak hati yang mendamba, penuh kehampaan

Lantas apakah yang menjadi tujuan tempat ini layak dikata rumah?

Ke manakah perginya kenangan yang berharga dan tentu tak bisa diulang 

Ke manakah kisah asmara yang menyertai restu mereka menjadi keluarga 

Yang dari sanalah tumbuhlah sang jagat kecil yang melengkapi tatanannya 

Dan menggarap secercah senyuman di setiap detiknya

Apakah tempat ini kini layak dikata rumah?

Hanya caci maki yang kudengar dari gagak dan merpati yang berkicau di tengah hujan 

Berlarian ke sana kemari hingga petir menyambar salah satunya

Membiarkan telur yang dierami, busuk dalam kehampaan 

Menyisihkan penyesalan di antara kekakuan, hujan, dan cangkang telur yang mengelana dalam pikirnya

 

Baca Juga: [PUISI] MENGENAL CINTA 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Amalia Putri Photo Writer Amalia Putri

Life is mix and match

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya