[PUISI] Drama
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lilin-lilin berjajar
Mengusung sumbu dengan kobaran
Bersinar dalam gelapnya kesengsaraan
Tak hirau lelahmu, dalam lelehannya
Api, dengan luapan si jago merah
Kubawa kobaranmu dengan selembar kertas
Mencahar di dalam ruang hampa udara
Membawa lekuk tubuhnya bermandi keringat
Luruh keluhmu dalam tarian emosional
Pijakan kakimu menghantam keras ubin kayu hingga retak pinggirannya
Menapak tinggalkan bekas dengan bulir darah mengalir dari pangkalnya
Membuat tapak baru hingga habis merah-merahnya.
Tapak lebar mencuat dalam ubin kayu
Merah-merah bergerak membentuk senyum
Menyapa mata tuk menilik apa yang terselubung
Menikam kembali tubuhnya yang ke sana kemari dengan kaki yang terulur
Ia tergeletak dalam tidurnya
Merahnya tercecer di sekelilingnya
Rambutnya tergerai tersaji indah
Membawa wajah damainya dengan senyum semringah
Tirai merah itu terbuka lebar
Menampakkan pasang mata nan jauh di sana
Menggarap rasa, dari apa yang dilihat
Sebuah seni yang dibungkus apik dalam drama di dalamnya.
Terbingkai elok sisi wajahnya yang manis
Dalam ubin kayu di atas panggung
Hasil ciptaannya terdokumentasi abadi
Di samping jasadnya yang terenggut maut
Namanya tersampir abadi
Dalam mimpi yang terukir
Bagi nama-nama yang ditinggalkan
Yang mengharap kembali kehadirannya.
Baca Juga: [PUISI] Kabar Dari Langit
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.