[PUISI] Drama

4 September 2024

Lilin-lilin berjajar

Mengusung sumbu dengan kobaran 

Bersinar dalam gelapnya kesengsaraan

Tak hirau lelahmu, dalam lelehannya

Api, dengan luapan si jago merah 

Kubawa kobaranmu dengan selembar kertas 

Mencahar di dalam ruang hampa udara 

Membawa lekuk tubuhnya bermandi keringat 

Luruh keluhmu dalam tarian emosional

Pijakan kakimu menghantam keras ubin kayu hingga retak pinggirannya 

Menapak tinggalkan bekas dengan bulir darah mengalir dari pangkalnya 

Membuat tapak baru hingga habis merah-merahnya.

Tapak lebar mencuat dalam ubin kayu 

Merah-merah bergerak membentuk senyum

Menyapa mata tuk menilik apa yang terselubung

Menikam kembali tubuhnya yang ke sana kemari dengan kaki yang terulur 

Ia tergeletak dalam tidurnya 

Merahnya tercecer di sekelilingnya 

Rambutnya tergerai tersaji indah 

Membawa wajah damainya dengan senyum semringah 

Tirai merah itu terbuka lebar

Menampakkan pasang mata nan jauh di sana

Menggarap rasa, dari apa yang dilihat 

Sebuah seni yang dibungkus apik dalam drama di dalamnya.

Terbingkai elok sisi wajahnya yang manis

Dalam ubin kayu di atas panggung 

Hasil ciptaannya terdokumentasi abadi

Di samping jasadnya yang terenggut maut

Namanya tersampir abadi

Dalam mimpi yang terukir 

Bagi nama-nama yang ditinggalkan

Yang mengharap kembali kehadirannya.

 

Baca Juga: [PUISI] Kabar Dari Langit

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Amalia Putri Photo Writer Amalia Putri

Life is mix and match

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya