[PUISI] Mendekap Luka
Untuk kesekian kalinya kudekap luka ini sendiri
Freepik.com/jcomp
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidurnya hanya alasan
Tawanya hanya kebohongan
Senyumnya penuh kegetiran
Yang ada di sana hanyalah kepura-puraan
Batinnya selalu berperang
Sanubarinya tertikam berulang-ulang
Namun raganya masih mampu bertahan
Ada doa yang selalu dipanjatkan
Berharap semua luka yang terpendam
Lekas hilang berganti dengan kebahagiaan
Baca Juga: [PUISI] Mentari Senja di Pinggir Pantai
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Editorial Team
Show All