[PUISI] Mendekap Luka

Untuk kesekian kalinya kudekap luka ini sendiri

Tidurnya hanya alasan

Tawanya hanya kebohongan

Senyumnya penuh kegetiran 

Yang ada di sana hanyalah kepura-puraan

Batinnya selalu berperang 

Sanubarinya tertikam berulang-ulang 

Namun raganya masih mampu bertahan

Ada doa yang selalu dipanjatkan 

Berharap semua luka yang terpendam

Lekas hilang berganti dengan kebahagiaan

Baca Juga: [PUISI] Mentari Senja di Pinggir Pantai

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya