[PUISI] Laksana Kunang-kunang

Satu pinta yang kubentangkan sebelum napas tak lagi tersisa

Di rumput bergoyang
Jejak masa silam terulang
Kisah sepasang kekasih melayang
Tersapu angin ribut lalu-lalang

Daun berjatuhan di kepalaku
Mencipta sebuah ruang delusi 
Tentang mimpi yang bergelantung
Kepadaku yang sedang telentang
Menatap langit bak menantang

Aku sedikit tak tenang
Mengolah napasku yang sengau
Pandangan mataku menghijau
Aku pun kian merisau
Dadaku sakit bukan kepalang
bak tersayat pisau
Mengapa duniaku jadi kacau?

Sampai akhirnya aku tersadar
Inilah akhir dari perjalanan hidupku
yang cukup panjang
Aku tak lagi mengigau
Inilah waktunya aku berpulang

Dalam kelam yang selalu menerjang
Aku menimang satu bimbang 
Akankah kelak aku dikenang
laksana kunang-kunang yang
menjadi penerang di kala kegelapan
datang?

 

Baca Juga: [PUISI] Kita Menari

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Siti Ulumiah Photo Verified Writer Siti Ulumiah

Semerbak aroma jiwa semakin menyeruak seisi penghuni dunia. Menuangkan tiap peristiwa menjadi cerita sederhana.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya