[PUISI] Desir Angin Menyihir 

Tidur adalah cara menikmati perjalanan

Mengapa kereta api tak berasap?

Apa kerabat siap masuk kuburan?

Kami bergumam seraya terpejam

Hiruk pikuk orang bawa gembolan

Di pundak ramai bak pasar malam

Peningnya bersulang lelap hinggap

 

Jam-jam pikiran nongkrong sedap

Aduh, rasanya kami ingin menginap

Tanya di luar radar alam bawah sadar

Bersandar di jendela hirup angin segar

Pening hening lambung semriwing

 

Desak-desakan kami menggeliat

Sepatu kets terseret ransel kuat

Entah isinya apa, pokoknya dahsyat

Mulut kami kompak sekali menguap

Desir angin segar lama-lama menyihir

Rasa kantuk sungguh tak bisa diusir 

Apakah kami dan tidur adalah takdir?

Baca Juga: [PUISI] Keterasingan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Siti Ulumiah Photo Verified Writer Siti Ulumiah

Semerbak aroma jiwa semakin menyeruak seisi penghuni dunia. Menuangkan tiap peristiwa menjadi cerita sederhana.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ken Ameera

Berita Terkini Lainnya