[PUISI] Dengarkan Siulan Merduku

Pelindung sejati sepanjang waktu: Ibu

Sore langit kelabu tampak sendu

Tercatat rapat di buku harianku

Sembari menyantap daging empedu

Masakan Ibu, hatiku jadi merindu

Padahal setiap saat selalu di sampingmu

Siap sedia jadi tempat mengadu

Kisah gadis dengan senyum lugu

Bu, dengarkan siulan merduku

Nadanya tak tentu dan tak perlu

Kurapikan, karena ini hanya karya seru

Dari anak yang doyannya mengeluh melulu

Orang-orang boleh mengatakanku dungu

Jika kau tahu, kau akan mengeluarkan peluru

Menembak mereka yang tak tahu malu

 

Baca Juga: [PUISI] Memahami Garis Akhir 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Siti Ulumiah Photo Verified Writer Siti Ulumiah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya