[PUISI] Di Labu-Labu Lorong Waktu
Bukan debu yang mengaburkan mata,
Tapi kabut kenangan menyelimuti jiwa.
Dalam labu-labu lorong waktu aku merayap,
Menjejaki jejak yang pernah tertapak.
Senyum luntur tergambar di dinding senja,
Tawa rekah bergema di daun yang gugur.
Bayang-bayang berbisik kisah lama,
Tentang pelukan hangat dan luka yang sembuh.
Tangis pilu meringkuk di sudut ruangan,
Diiringi hujan deras mengetuk atap rindu.
Kepergianmu menyisakan rongga kekosongan,
Membiarkan aku berdansa dengan duka.
Tapi ada kunang-kunang harapan yang berkelip,
Menuntun kaki ke cahaya masa depan.
Kenangan bukan belenggu yang mengikat langkah,
Tapi lentera yang menerangi jalan.
Dalam labu-labu lorong waktu aku belajar,
Bahwa hidup adalah rajutan benang warna-warni.
Hitam dan putih, tawa dan air mata,
Semua bersatu menyulam kisah perjalanan.
Maka biarkan kenangan menjadi teman,
Menari bersama di bawah rembulan kenangan.
Aku akan terus melangkah, maju dan tegar,
Membawa bekal pengalaman hingga akhir hayat.
Baca Juga: [PUISI] Meski Tersesat, Aku Bisa Pulang
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.