[PUISI] Tanah yang Terkoyak 

Takdir dan harapan hampir karam

Tersamarkan rintik tipis gerimis
Bukan hujan mengalir membasuh luka
Air mata bergelayut jatuh melerai duka
Manusia lugu terhuyung limbung

Pendar tatapan sedang meredup
Seiring realita tergugu hampir karam
Sudah habis tangis untuk tanah terkoyak
Jangan singgung kesabaran yang sudah berkerak

Meringkuk di sisi reruntuhan hampir lebur
Bukan sekadar bangunan luruh terjatuh
Harapan usang nyaris rapuh
Lihat mereka yang berbaju lusuh

Baca Juga: [PUISI] Memahami Garis Akhir 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya