[PUISI] Kemiskinan Ini Bukan Salah Kami
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kemiskinan meronta, berteriak tersiksa. Ia membunuh bagai wabah yang kian hari kian sulit untuk disembuhkan.
Kemiskinan mewabah bukan untuk membunuh. Ia mewabah untuk memberi penderitaan, memberi rasa was-was, dan memberi prasangka buruk pada apa pun,
pada pemangku kekuasaan
pada orang-orang yang tidur nyenyak di rumah-rumah mewah mereka
pada mereka yang rela mengeluarkan ratusan ribu uang mereka demi secangkir kopi, teh, atau sesuap es krim
pada Pencipta mereka sambil berkata,
"Tuhan pilih kasih, kenapa tidak Kau-siksa kamu dengan nikmat yang banyak seperti orang-orang itu?"
Kemiskinan tumbuh,
seperti kita
seperti jamur-jamur busuk yang tumbuh subur di tanah lembap saat hujan terus-menerus menerpa bumi ini
Kemiskinan tidak membunuh.
Ia mengantar kita pada keterpurukan
pada sumpah serapah yang salah sasaran
pada gumaman ketidakbersyukuran
pada hidup yang kian terimpit, terempas hingga sedikit-sedikit menjadi ampas tanpa arti
Pada akhirnya kemiskinan mengantar lisan mereka untuk berujar,
"Tuhan, kenapa Engkau hidupkan kami jika Engkau hanya menyuruh kami merasakan kemiskinan yang memilukan dan membunuh ini?"
Baca Juga: [PUISI] Kidung Kematian
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.