[PUISI] Kemiskinan Ini Bukan Salah Kami

Benak kerap berujar, mengapa Tuhan menciptakan kemiskinan?

Kemiskinan meronta, berteriak tersiksa. Ia membunuh bagai wabah yang kian hari kian sulit untuk disembuhkan.

Kemiskinan mewabah bukan untuk membunuh. Ia mewabah untuk memberi penderitaan, memberi rasa was-was, dan memberi prasangka buruk pada apa pun,
pada pemangku kekuasaan
pada orang-orang yang tidur nyenyak di rumah-rumah mewah mereka
pada mereka yang rela mengeluarkan ratusan ribu uang mereka demi secangkir kopi, teh, atau sesuap es krim
pada Pencipta mereka sambil berkata,
"Tuhan pilih kasih, kenapa tidak Kau-siksa kamu dengan nikmat yang banyak seperti orang-orang itu?"

Kemiskinan tumbuh,
seperti kita
seperti jamur-jamur busuk yang tumbuh subur di tanah lembap saat hujan terus-menerus menerpa bumi ini

Kemiskinan tidak membunuh.
Ia mengantar kita pada keterpurukan
pada sumpah serapah yang salah sasaran
pada gumaman ketidakbersyukuran
pada hidup yang kian terimpit, terempas hingga sedikit-sedikit menjadi ampas tanpa arti

Pada akhirnya kemiskinan mengantar lisan mereka untuk berujar,
"Tuhan, kenapa Engkau hidupkan kami jika Engkau hanya menyuruh kami merasakan kemiskinan yang memilukan dan membunuh ini?"

Baca Juga: [PUISI] Kidung Kematian

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Atqo Photo Verified Writer Atqo

Penulis, Editor, Penikmat Film

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya