[PUISI] Suara Perut Rakyat

Pemimpin kita buta, mata tertutup oleh gemerlap dunia

Suara perut rakyat berbunyi,
di tengah malam yang sunyi,
kelaparan merayap tanpa henti.
Sedangkan pemimpinnya sibuk cawe-cawe.

Di balik tembok istana yang tinggi,
rakyat hanya bisa terdiam,
tanpa tahu harus berbuat apa-apa,
terlunta-lunta dalam nestapa.

Pemimpin kita buta,
mata tertutup oleh gemerlap dunia.
Namun hatinya rakus kekuasaan, tak peduli jerit tangis rakyat jelata.

Di sudut-sudut kota dan desa,
suara perut semakin nyaring terdengar.
Menggugah nurani yang terlupakan,
menghadirkan tanya tanpa jawaban.

Adakah harapan di balik tirai kekuasaan?
Mungkinkah ada cahaya di tengah kegelapan?
Rakyat terus menanti,
mengharap pemimpin yang sejati.

Namun dalam keheningan malam,
rasa lapar tak kunjung hilang,
rakyat tetap bertahan,
meski pemimpin mereka hilang dalam bayangan.

Suara perut rakyat berbunyi,
menggemakan perjuangan yang abadi,
Dalam setiap jeritan dan ratapan,
tersimpan harapan yang takkan padam.

Baca Juga: [PUISI] Isolasi

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Malik Ibnu Zaman Photo Writer Malik Ibnu Zaman

Penulis Partikelir

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ken Ameera

Berita Terkini Lainnya