[PUISI] Berjalan di Atas Kakinya Sendiri

Meskipun seorang diri, tetap harus bisa hadapi rintangan

"Bagaimana kamu bisa sampai dengan cepat,
sedang yang lain banyak tersesat?"
Dengan suara yang lantang dan wajah berseri,
Dia menjawab, "dengan berjalan di atas kaki sendiri."

"Ya, benar aku adalah saksinya!" sambung semesta
"Dengan bahu yang tegap, dia memasuki jalan yang berasap
Dengan telapak kaki telanjang, dia berjalan di atas bebatuan karang
Dengan tangan gemetar, dia melambai pada cahaya yang pudar."

"Sekali lagi, dia benar-benar berjalan di atas kakinya sendiri!" lanjut semesta
"Meskipun merasa sepi, dia tidak pernah menepi
Meskipun tersesat di tengah, dia tidak pernah gelisah
Meskipun berdarah-darah, dia tidak pernah menyerah."

Baca Juga: [PUISI] Bukan Ruang Singgah

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fatimah Tuzzahrah Photo Verified Writer Fatimah Tuzzahrah

hope my articles are beneficial for you (;

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya