[PUISI] Jiwa-jiwa yang Patah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kau injak ia dengan kata-kata
Kau bengkokkan bahagianya dengan kalimat pedas
Bahkan tanpa suara, hanya lantunan huruf di atas layar
Kau anggap dirinya adalah pantas
Untuk menerima semua cercaan
Kau anggap dirinya adalah layak
Untuk dikucilkan dan merasa hina
Toh hanya satu orang, balasmu
Bukankah satu terlalu banyak bila itu perihal jiwa?
Mengapa kau anggap rendah?
Jiwa-jiwa yang patah pun ingin bahagia
Jiwa-jiwa yang patah selalu berharap akan menemukan rumah
Sebab, sebelum kata menyerah dilayangkan
Ada seribu satu pencobaan dan beribu tanda tanya
Bagaimana cara mengeja bahagia?
Baca Juga: [PUISI] Manusia dan Hiperbolanya
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.