[PUISI] Kabar Dari Langit
4 September 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di balik bilik jeruji besi dengan berjuta penat yang menikam sebongkah asa
Memancar gurat lelah penghuninya yang bersimpuh luruh penuh peluh
Ia menjajakan lengannya di depan tubuhnya yang kurus renta termakan usia
Meminta lengan lainnya berpangku topang pada perutnya yang tak terurus
Seolah wacana yang mati tergerus deburan air,
Tintanya hilang dari cengkeraman atmosfer,
Ia menangis, meminta lepas dari langkahnya yang tertarik tali dengan jeruji,
terseok-seok, memohon ampun sambil terombang-ambing.
Tahun-tahun silih berganti
Atap tampak tak mampu mumpuni
Menjera habis langit-langitnya
Mengekang praduga kapankah kan terlepas
Lihatlah langit yang mengilat
Editor’s picks
Penuh petuah tanpa ditilik
Semerbak hujan melayang nyalang di antara penyandang arak
Berkelana ke sana kemari, memangsa indrawinya untuk berfokus pada rintik
Tuan, kapan lengan ini bisa menyentuh dunia?
Kapan orang berseragam itu berlaku adil dalam sabdanya
Menjera terduga dengan praduga yang tak terjadi padanya
Mengekang kebenaran dalam embus napas lelah menyandera penyandangnya
Ia tatap langit itu dengan ajab yang terpatri
Menengadahkan tangan, mengikis jarak antara Sang Pencipta dengannya seorang diri
Merangkak naik menyentuh semburat wajah di langit kuning berjerami
Meminta hujan turun berpadu cercah mentari dan segenggam warna-warni
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.