TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[PUISI] Remahan Ramah dalam Rumah

Rumah yang dulunya ramah, kini hanya remah

ilustrasi seseorang sedang duduk dan meratap dalam rumah (unsplash.com/Anthony Tran)

Di sebuah rumah yang dulu penuh tawa,
Kini terlihat remah-remahnya saja.
Kesedihan menghampiri, hati penuh penantian,
Rumah yang dulu ramah, kini sunyi tanpa penjagaan.

Dinding-dinding berbicara tentang kenangan indah,
Tapi sekarang hanya hening yang terasa nyata.
Kursi-kursi kosong, di meja tak ada lagi sarapan,
Hanya sejuknya kesepian yang menguasai segenap tempat.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Sekuntum bunga mati di sudut jendela,
Mencerminkan perasaan dalam hati yang gersang.
Lampu yang dulu menyinari malam, kini mati,
Rumah ini meratap dalam kesedihan yang tak terbantah.

Di balik remah-remah, masih terselip harapan,
Bahwa suatu saat, tawa akan kembali meramaikan.
Namun, saat ini kita meratapi kepergian yang lara,
Rumah yang dulu ramah, sekarang sunyi dalam doa.

Baca Juga: [PUISI] Sisa Tawa Kemarin Sore 

Verified Writer

Reyvan Maulid

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya