TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[PUISI] Saudade 

Sampai kapan rasa ini berakhir lega?

ilustrasi tangan dekat jendela (pexels.com/Renato)

Senja itu bak tersenyum getir menatapku
Yang terpaku bersama riuh angin
Berbisik tentang jiwa patah lagi hampa
Bersimbur rindu diiringi nestapa

Perihalmu, begitu mengoyak kalbu
Teriris berkali-kali sembilu
Menciptakan luka yang tiada terobati waktu
Meninggalkan jejak duka dan ribuan pilu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Kita, jauh
Tapi, mengapa suarmu masih menggema?
Mengapa detak jantung itu masih terasa?
Mengapa harummu menyeruak laksana bunga
Yang baru saja mekar di tangkainya?
Menenangkan sekaligus menyiksa

Lantas, sampai kapan bumantara
Memandangku sengsara
Sampai kapan rasa ini berakhir suka
Tanpa tiada lagi duka?

Baca Juga: [PUISI] Menyisakan Sedikit Rumah 

Verified Writer

Riani Shr

Writing for healing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya