[PUISI] Secawan Madu
Saat malam berlalu dengan detak yang memburu,
sang pemburu membawanya kembali ke dasar lembah
menawarkan secawan madu dengan penuh gairah
menciptakan lagi gelenyar nyeri di dalam hatinya
Sayup rendah melodi kama mengalun di udara
bersama dengan datangnya angin dari utara
mengais rasa yang pernah ada di dalam sana
membisikkan lirik roman untuk menarik hasratnya
Di dalam lembah yang terasa sunyi,
ia menatap nanar mata sang pemburu
menghardiknya dengan kata tak tahu malu,
karena ia tahu, itu hanya secawan racun yang baru
Baca Juga: [PUISI] Ekspresi Pena
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.