Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Perlu Diketahui dalam Memilih Instrumen Investasi

ilustrasi diversifikasi investasi (pexels.com/olia danilevich)

Jakarta, IDN Times – Berinvestasi merupakan satu dari banyak cara yang bisa dipilih untuk mengembangkan pundi-pundi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), investasi adalah penanaman modal atau uang dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

Dalam berinvestasi, seorang investor pasti ingin memperoleh keuntungan dari aset yang dibelinya, baik itu saham, reksadana, maupun emas dan lainnya. Namun ternyata, berinvestasi tidak bisa sembarangan dilakukan. Ada cara-cara tertentu yang harus diketahui dan dipahami agar investasi yang dilakukan bisa menguntungkan.

Adapun salah satu hal yang penting diperhatikan dalam berinvestasi adalah memahami profil risiko atau tingkat toleransi individu terhadap risiko dari investasi. Profil risiko sendiri secara umum terbagi menjadi tiga yaitu Konservatif (toleransi terhadap risiko investasi yang rendah), Moderat (toleransi terhadap risiko investasi yang menengah), dan Agresif (toleransi terhadap risiko investasi yang tinggi).

Penting untuk dicatat bahwa setiap jenis investasi memiliki mekanisme, keuntungan, serta risiko yang berbeda-beda dan tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing investor. Oleh karena itu, Benny Fajarai, Co-Founder dari Lifepal.co.id sebagai marketplace asuransi terbesar di Tanah Air, membagikan lima tips yang perlu diketahui sebelum memilih instrumen investasi.

1. Tak ada kata terlambat, mulai investasi sekarang!

Ilustrasi peluang atau risiko investasi (Pixabay.com/geralt)

Jangan tunggu mapan secara finansial untuk berinvestasi. Jika sudah memiliki penghasilan tetap (atau setidaknya rutin) dan sudah memiliki dana darurat yang cukup, maka tidak ada alasan untuk belum memulai investasi.

“Mulailah sekarang. Berapapun umur kamu sekarang, tidak ada kata terlambat,” katanya dalam rilis yang diterima IDN Times, Rabu (22/12/2021).

Perlu diketahui, memulai investasi tidak selalu harus dengan dana yang besar. Saat ini banyak instrumen investasi yang bisa dilakukan dengan setoran rendah seperti mulai dari Rp100 ribu untuk membeli saham, reksadana, deposito atau menabung emas.

2. Pilih investasi yang imbal hasilnya melawan inflasi

Ilustrasi investasi waktu berkualitas(pexel.com/Julia M Cameron)

Mungkin tidak banyak yang sadar bahwa nilai uang semakin susut. Sebagai analogi, uang senilai Rp10 ribu pada 2010 masih bisa dibelanjakan untuk seporsi mie ayam. Tapi, dengan nominal yang sama tahub ini, belum tentu cukup untuk membeli seporsi mie ayam karena harganya kemungkinan naik. Hal inilah yang dimaksud inflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai inflasi Indonesia selama lima tahun terakhir berada di rentang 3-5 persen. Meski tergolong cukup rendah, namun faktanya bahwa inflasi itu ada.

“Nah salah satu contoh investasi yang bisa menjadi pilihan dalam melawan laju inflasi adalah saham dan reksa dana. Tapi tentu kembali lagi ya bahwa produk investasinya harus sesuai dengan profil risiko,” katanya.

3. Diversifikasi produk investasi

ilustrasi diversifikasi portofolio investasi (istock.com/tadamichi)

Benny mengatakan jangan taruh telur dalam satu keranjang. Karena apabila keranjangnya jatuh, maka seluruh telur bisa pecah.

Dalam hal investasi, hal tersebut dapat menggambarkan maksud dari diversifikasi. Di mana sebaiknya tidak menyimpan modal investasi di satu instrumen sekaligus.

“Tujuannya adalah untuk menekan resiko kegagalan atau kerugian di kemudian hari. Apabila salah satu aset merugi, maka masih ada aset lain yang aman,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa dalam memilih instrumen investasi perlu untuk mempertimbangkan profil risiko dan review portfolio masing-masing.

4. Jangan cuma ikut-ikutan, sesuaikan dengan target

ilustrasi grafik investasi (pexels.com/Lukas)

Menurut Benny, literasi dari masyarakat terhadap investasi memang terus meningkat dalam satu dekade terakhir. Oleh karenanya tidak jarang kita sering mendengar pembahasan investasi menjadi bahasan sehari- hari baik di keluarga, kerabat maupun rekan kerja. Tapi apapun pilihan investasi yang diambil, jangan cuma ikut-ikutan sekitar.

“Jangan karena ada salah satu instrumen investasi yang sedang naik daun, lantas kita asal ikut. Lakukan riset dan juga pemahaman yang lebih mendalam sebelum masuk ke salah satu instrumen investasi,” jelasnya.

Pemilihan jenis investasi ini juga perlu disesuaikan dengan target return yang ingin dicapai. Misalnya, untuk jangka panjang maka bisa memilih saham, emas atau obligasi. Sedangkan untuk jangka menengah bisa dengan reksa dana atau emas. Sementara untuk jangka pendek bisa melalui reksa dana pasar uang.

5. Perhatikan proteksi diri dan keluarga

Ilustrasi orang megisi kolom asuransi (freepik.com/rawpixel.com)

Tidak dipungkiri bahwa meski kita telah berhati-hati dalam memilih instrumen investasi, tidak ada yang bisa menjamin bahwa investasi tersebut akan berlipat ganda dan membuat kita mendapatkan keuntungan. Bisa saja nilai investasi kita menyusut drastis dikarenakan risiko kejadian tidak terduga.

“Oleh karena itu penting bagi kita untuk memiliki proteksi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi,” kata Benny.

Ia menyebut proteksi ini dapat berupa asuransi yang fungsinya melindungi diri sendiri maupun keluarga dari berbagai risiko kejadian tidak terduga seperti sakit, kerusakaan kendaraan atau bahkan meninggal dunia. Selain itu, menurut Benny, proteksi ini tentunya bisa melindungi stabilitas finansial keluarga dari kemungkinan besarnya uang yang harus dikeluarkan apabila kejadian tidak mengenakan tersebut terjadi.

“Buat kamu yang masih belum memiliki proteksi, sekarang dapat dengan mudah membandingkan serta membeli produk asuransi bersama dengan Lifepal.co.id. Cukup melalui ponsel pintar, Anda dapat mengunjungi https://lifepal.co.id untuk mendapatkan ratusan produk dari puluhan penyedia asuransi ternama yang sesuai dengan kebutuhan dan keperluan,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us