TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sederet Penyebab Harga Cryptocurrency Tumbang, Ada Larangan Tiongkok!

Harga Bitcoin turun lebih dari 30 persen pada Rabu

Ilustrasi Mata Uang Kripto/Cryptocurrency. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times – Harga Bitcoin dan mata uang digital kripto (cryptocurrency) lainnya telah mengalami penurunan yang sangat tajam baru-baru ini.

Pada Rabu (19/5/2021), harga Bitcoin sempat jatuh ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan, yaitu turun menjadi sekitar 30 ribu dolar Amerika Serikat (AS). Itu berarti Bitcoin mencatatkan penurunan harga lebih dari 30 persen dari level harga sebelumnya.

Bukan hanya Bitcoin, Ether, koin yang diperdagangkan di jaringan blockchain Ethereum, juga turun tajam dan menembus harga di bawah 2 ribu dolar AS pada satu titik. Itu menandakan penurunan lebih dari 40 persen dalam waktu kurang dari 24 jam.

Namun, meski terkenal memiliki volatilitas sangat tinggi, kejatuhan harga cryptocurrency tersebut bukan tanpa alasan. Ada sejumlah penyebab kejatuhan harga itu. Berikut beberapa di antaranya.

Baca Juga: Sebelum Membeli Dogecoin, Pertimbangkan 3 Hal Ini

1. Tweet Elon Musk

CEO Tesla, Elon Musk (www.forbes.com)

Salah satu penyebab kejatuhan Bitcoin yaitu akibat dari postingan Twitter atau tweet CEO Tesla Elon Musk.

Awal tahun ini, salah satu orang terkaya di dunia itu mengumumkan bahwa Tesla telah membeli lebih dari 1 miliar dolar AS Bitcoin. Ia juga mengumumkan akan menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran pembelian mobil listrik buatan perusahaannya.

Namun, pekan lalu Musk mengumumkan bahwa Tesla tidak akan lagi menerima Bitcoin sebagai pembayaran, dengan alasan masalah lingkungan. Akibat pengumuman itu harga Bitcoin langsung rontok. Namun kemudian dia men-tweet lagi pada Rabu, mengatakan bahwa Tesla tidak menjual kepemilikan Bitcoin yang ada, dan akan menggunakannya di masa depan saat proses penambangan (mining) Bitcoin dilakukan dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Bitcoin Merosot 9 Persen gara-gara Cuitan Elon Musk

2. Kurangnya penerimaan institusi besar

Pixabay/tom bark

Alasan lain yang mempengaruhi harga Bitcoin tampaknya datang dari masalah kurangnya dukungan pada Bitcoin dari institusi terkenal.

Sebagaimana dilaporkan CNBC, laporan baru dari JPMorgan mengatakan bahwa, berdasarkan kontrak berjangka, investor institusional tampaknya beralih dari Bitcoin dan kembali ke emas. Bitcoin selama ini sering disebut-sebut sebagai pengganti potensial logam mulia dan berperan sebagai aset penyimpan nilai.

“Lebih banyak orang memiliki crypto. Crypto telah merembes ke dalam kantong di seluruh masyarakat kita dan Anda mengalami pertemuan peristiwa - kombinasi Hari Pajak, tweet Elon Musk, yang lainnya, di mana Anda mulai memecah kepositifan dalam kenaikan harga, dan sekarang kita mengalami masa likuidasi,” kata pendukung Bitcoin Mike Novogratz dalam acara “Squawk Box” CNBC, Rabu.

3. Perdagangan yang berisiko

Ilustrasi Penurunan/Bearish (IDN Times/Arief Rahmat)

Cepatnya perubahan harga (volatilitas) cryptocurrency juga dipercaya sebagai salah satu penyebab penurunan harga.

Investor yang enggan mengambil risiko tinggi mulai menjauh dari cryptocurrency dan berinvestasi pada saham tradisional yang risikonya tidak setinggi berinvestasi di cryptocurrency.

Baca Juga: Panen Jutaan Dolar dari Cryptocurrency, Bankir Goldman Sachs Resign

4. Masalah regulasi

Ilustrasi Bendera Tiongkok berkibar (Kantor berita Xinhua)

Bitcoin dan aset terkait juga mendapat pengawasan yang meningkat dari regulator di seluruh dunia karena mereka telah tumbuh menjadi bagian yang lebih besar dari pasar keuangan.

“Kami percaya tindakan keras pemerintah terhadap mata uang kripto dapat memicu ‘musim dingin kripto’ lainnya dan mengurangi aktivitas perdagangan. Tindakan keras yang lebih keras terhadap crypto sangat mungkin muncul di banyak negara berkembang yang mungkin memandang kripto sebagai ancaman terhadap mata uang fiat dan sistem moneter mereka,” kata Harshita Rawat dari Bernstein dalam sebuah catatan pada Selasa.

Tiongkok, yang pemerintahnya mengembangkan cryptocurrency sendiri, telah menegaskan kembali aturannya terhadap mata uang digital pada Selasa. Negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping ini melarang perusahaan keuangan menyediakan layanan untuk perdagangan kripto.

Di AS, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) yang baru diangkat, Gary Gensler, mengatakan awal bulan ini bahwa menurutnya regulator harus netral teknologi, tetapi juga mengatakan ada lebih banyak perlindungan konsumen diperlukan di pasar kripto.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya