TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jenius Mengatur Keuangan, Bangun Fondasi untuk Masa Depan

Mengatur keuangan semudah membalik telapak tangan

(IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 menjadi pelajaran akan sebuah arti penting dari mengatur keuangan. Tanpa pengelolaan keuangan yang baik, seseorang akan sulit untuk bertahan di masa sulit maupun krisis.

Salah satu kunci dalam merencanakan keuangan adalah budgeting atau penganggaran. Pada tahap tersebut, banyak orang yang masih mengabaikannya.

"Ini tahap paling urgent, tahap paling susah. Bagaimana menyesuakain standar hidup," kata Financial Consultant Ghita Argasasmita dalam kelas finansial yang diselenggarakan Jenius, baru-baru ini.

Baca Juga: Jenius Beberkan Cara Cegah Dana Nasabah Hilang Terulang Lagi

Baca Juga: BTPN Jenius Kembali Hadirkan Program ‘PUNDI Jenius’ untuk Nasabah

1. Pentingnya komitmen pada arus kas

ilustrasi arus kas (IDN Times/Aditya Pratama)

Ghita menekankan pentingnya komitmen cash flow sesorang dalam mengatur keuangannya. Ada satu konsep yang bisa diterapkan, yakni 4321. Apa itu?

Ghita menjelaskan, konsep 4321 yakni mengalokasikan pendapatan bulanan dan membaginya dalam empat persentase, yakni 40 persen untuk kebutuhan primer seperti uang transportasi, makan hingga kebutuhan internet, 30 persen untuk pos anggaran cicilan di semua jenis utang yang produktif seperti properti, 20 persen untuk tabungan atau investasi dan 10 persen untuk hiburan.

Terkait pos anggaran untuk cicilan, Ghita menilai masih banyak yang salah kaprah. Sebab, kerap ditemukan biaya cicilan seseorang melebihi 30 persen dari total pendapatannya.

"Soal cicilan ini suka salah kaprah ini, temen-temen yang suka ambil KPR itu udah kepotong cicilan (misalnya 30 persen dari pendapatan). Kalau kondisi kayak gitu udah ga boleh cicil lagi. Karena nanti cash flow berat banget. Dengan seperti itu tidak bisa nabung/investasi," jelas dia.

Baca Juga: 7 Akun Instagram yang Bikin Melek Finansial, Follow yuk!

2. Pisahkan rekening dan buat prioritas

ilustrasi rekening (IDN Times/Aditya Pratama)

Langkah penting kedua dalam penganggaran yakni adalah memisahkan rekening dan mendahulukan prioritas. Sebagai contoh, bila kamu memiliki rekening A sebagai payroll sekaligus rekening utama kamu, maka kamu perlu membuat rekening lain. Saat gajian masuk, kamu bisa langsung membagi uang yang masuk dalam rekening utamamu ke rekening lain.

Misalnya, penghasilanmu per bulan Rp10 juta, maka anggarkan 60 persen penghasilanmu ke rekening lain. Jumlah 60 persen penghasilan yang dipindahkan ke rekening lain, merupakan gabungan dari anggaran hiburan, cicilan dan tabungan/investasi.

"Ini perlu dipisah karena kalau ga dipisahkan dari awal tuh rekening utama buat seneng-seneng buat belanja, nah itu bisa bahaya. Karena sesuatu yang menyenangkan akan mendorong kita untuk mengkonsumsi lebih," jelas Ghita.

3. Siapkan dana darurat dan asuransi jiwa maupun kesehatan

Ilustrasi Asuransi (IDN Times/Mardya Shakti)

Selanjutnya, kamu juga perlu untuk menyiapkan dana darurat. Dana ini berfungsi sebagai jaring pengaman bagi sesorang yang nantinya akan digunakan saat ada hal mendesak.

Dana darurat juga penting untuk mengamankan hasil investasi kita agar tidak merugi. "Dari dana darurat juga menolong kita untuk tidak utang. Kalau uutang kita rentan menuju kebangkrutan," Ghita menambahkan.

Adapun ketentuan dana darurat yakni besarannya 3 kali gaji bulanan untuk yang masih single dan 12 kali dari total anggaran untuk kebutuhan primer plus cicilan untuk yang telah berkeluarga.

Disisi lain, Ghita juga mengingatkan agar dana darurat tidak diletakkan pada instrumen keuangan yang berisiko menengah atau tinggi.

"Harus ditaro di tabungan, deposito kalau reksadana boleh tapi jenisnya pasar uang. kemudian valas atau logam mulia bisa dipilih," ucapnya.

Terakhir, Ghita menekankan pentingnya asuransi, dalam hal ini asuransi kesehatan dan jiwa, khususnya bagi yang sudah berkeluarga. Bila masih single, asuransi kesehatan dirasa sudah cukup.

Asuransi kesehatan biasanya akan menanggung biaya rumah sakit (rawat inap, dokter, obat, dan tindakan) hingga biaya operasi berdasarkan syarat yang tertera di polis. Sementara itu, asuransi jiwa merupakan asuransi yang menanggung kerugian finansial jika nasabah meninggal

"Banyak yang aku temuin nih masih single bayar asuransi jiwa. Kalau belum punya anak, itu tidak perlu beli asuransi jiwa. karena diperuntukkan kalau benar suami/istri salah satu meninggal, kemudian dia meninggalkan uang pertanggungan yang diwariskan ke anaknya untuk tetap sekolah, hidup yang layak. Kalau meninggal dua-duanya, hidupnya masih aman seperti yang diharapkan kedua orang tuanya," paparnya.

Bila istri tidak bekerja, kata Ghita, maka hanya suaminya saja yang dicover oleh asuransi jiwa.

 

4. Mengatur keuangan semudah membalikkan telapak tangan dengan fitur dari Jenius

Jenius rayakan ulang tahun kelima. (dok. Jenius)

Mengelola keuangan membutuhkan effort yang besar. Menjawab kebutuhan tersebut, Jenius hadir sebagai solusi bagi masyarakat dalam membantu mengelola keuangan dengan mudah.

Digital Banking Business Product Head Bank BTPN Waasi B. Sumintardja mengatakan Jenius memiliki fitur yang dapat memudahkan masyarakat dalam mengelola keuangan.

Fitur pertama, Moneytory atau Money Story. Fitur ini merupakan buku diary keuangan pribadi yang membantu mengatur cash flow dengan lebih cerdas. Kamu bisa melihat pemasukan, pengeluaran, dan selisih uangmu hingga melakukan budgeting di sini.

Moneytory mencatat seluruh transaksi di Jenius secara otomatis, lengkap dengan kategori yang sudah ada. Kamu juga bisa mengganti kategori transaksi sesuai kebutuhanmu.

"Fitur ini mengurangi kerja kita ya dalam konteks mengelola keuangan. Harapan besarnya pengguna Jenius ini bisa mencatat dan memonitor keuangannya," ujar Waasi.

Kedua, yakni fitur Jenius debit card. Fitur ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan nasabah untuk dana darurat, dana liburan maupun dana investasi. Melalui fitur ini, Waasi ingin nasabah Jenius lebih mudah mengatur dan memonitor keuangannya.

"Ini alat yang kita bikin untuk membantu membuat anggaran-anggaran sesuai kebutuhan masing-masing. Kartu ini gampang banget tinggal request, limit bisa diatur," paparnya.

Ketiga adalah fitur Save It. Fitur Save It terdiri dari 3 jenis tabungan, yakni Flexi Saver, Dream Saver dan Maxi Saver. Flexi Saver merupakan tabungan fleksibel untuk mengalokasikan uang. Bunganya 2,5 persen setara deposito serta setoran awalnya tanpa minimum saldo.

"Flexi saver itu tabungan tambahan di luar main account kita dengan interest lebih tinggi. sifatnya nggak untuk transaksi yang terus menerus," jelas Waasi.

Lalu Dream Saver, tabungan autodebit untuk mewujudkan mimpi. Bunga yang ditawarkan sama dengan Flexi Saver, saldo awal sesukamu mulai dari Rp1, bebas tentukan periode setoran autodebet hingga bebas tarik kapan pun tanpa penalti.

"Sudah ada tujuan jelasnya, misalnkan untuk sekolah anak. Kalau saya pakai untuk beli saham. Ini saya juga suka saya pakai buat liburan ya.

Terakhir adalah Maxi Saver. Ini merupakan deposito berjangka, di mana srotra, tenor dan metode perpanjangannya bebas pengguna tentukan. Selain itu, cuma butuh 60 detik untuk membuka deposito di Jenius.

"Balik lagi goalsnya terserah kita bagimana memanfaatkan fitur di jenius ini untuk mengelola keuangannya. yang penting goalsnya untuk pengelolaan keuangan yang lebih baik," imbuh dia.

Terakhir adalah investasi reksa dana. Fitur ini menawarkan kemudahan pada nasabah untuk investasi yang lebih mudah. Ada beberapa jenis produk investasi yang ditawarkan, mulai dari pasar uang, obligasi jangka pendek, obligasi jangka panjang hingga saham.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya