TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bagaimana Nasib Bitcoin usai Suku Bunga Masih Ditahan The Fed?

Pasar kripto masih diminati di Indonesia

Pixabay/mohamed Hassan

Jakarta, IDN Times - The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan di Amerika Serikat pada 5,25-5,5 persen pada Kamis (21/9/2023) dini hari. Reaksi Bitcoin (BTC) turun sedikit hampir 1 persen dan diperdagangkan hanya di atas 27 ribu dolar AS, meskipun masih cukup dekat dengan level tertinggi bulanan. 

"Aksi harga BTC sempat mengalami kegelisahan ketika keputusan tersebut diambil, namun perlahan tetap stabil," ujar trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur dalam siaran pers yang diterima IDN Times Sabtu (23/9/2023).

Baca Juga: Membaca Minat Investor Pasar Kripto di Indonesia

Baca Juga: Bamsoet Wanti-wanti Potensi Masalah dari Pesatnya Pertumbuhan Kripto

1. Tidak terlalu berdampak pada sentimen pasar kripto

Ilustrasi Bitcoin (pexels.com/Alesia Koz)

Pengumuman kebijakan terbaru The Fed secara garis besar tampaknya tidak terlalu berdampak pada sentimen di pasar kripto dan Bitcoin. Menurut Fyqieh, sikap The Fed saat ini menunjukkan suku bunga belum akan turun hingga Januari 2024. Secara eksternal dan makroekonomi, belum ada sentimen yg akan menggangu Bitcoin. 

"Selanjutnya Bitcoin mungkin tidak akan mengalami kenaikan yang cepat dan signifikan dalam waktu dekat. Pergerakannya kemungkinan akan tetap lambat, dan likuiditas pasar mungkin akan menurun. Hal ini berarti bahwa altcoin masih memiliki peluang untuk tampil baik, terutama karena para investor mencari peluang investasi yang lebih menarik dalam kondisi suku bunga yang masih tinggi," jelas Fyqieh. 

2. Sudah diperkirakan sebelumnya oleh pasar

Ilustrasi Bitcoin (Unsplash.com/Michael Förtsch)

Langkah The Fed ini sudah sangat diperkirakan sebelumnya oleh pasar, dengan kemungkinan 99 persen jeda kenaikan suku bunga sudah terjadi, berdasarkan data dari FedWatch Tool CME Group. Namun, pernyataan The Fed tetap berhati-hati terhadap masa depan inflasi, dan tidak ada jaminan kondisi inflasi akan menjadi lebih longgar. 

Meskipun ada jeda, menurutnya, The Fed mengatakan kenaikan suku bunga lagi pada akhir tahun ini masih mungkin terjadi, sehingga 'jeda' ini belum terlalu membahagiakan untuk para pelaku pasar kripto. 

"Proyeksi tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama membebani aset-aset berisiko. Sehingga jeda yang diberikan oleh The Fed ini tidak terlalu membahagiakan bagi pelaku pasar, terlebih sesuai dengan proyeksi sebelumnya," kata Fyqieh. 

Di sisi lain, keputusan The Fed ini juga mendorong Indeks Dolar AS (DXY) berada di atas 105, mendekati level tertinggi dalam enam bulan, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 2 tahun bertahan di atas 5,1 persen dan mendekati level tertinggi dalam 22 tahun. "Ini membuat tekanan bagi pasar kripto dan Bitcoin untuk melaju dalam jangka pendek," tambahnya. 

Baca Juga: Pemula Wajib Tahu, Ini Dia Waktu Terbaik Jual dan Beli Bitcoin

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya