Profil Toto Sugiri, Taipan RI yang Dapat Tanda Kehormatan dari Jokowi

Ia adalah CEO dan founder PT DCI Indonesia Tbk

Intinya Sih...

  • CEO dan Founder PT DCI Indonesia Tbk, Otto Toto Sugiri, mendapatkan tanda kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden Jokowi.
  • Toto Sugiri adalah pengusaha di bidang teknologi informasi yang membesarkan perusahaan bernama PT DCI Indonesia Tbk.

Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberikan tanda kehormatan kepada 64 tokoh pada Rabu (14/8/2024). Tanda kehormatan tersebut diberikan karena jasa-jasa mereka.

Adapun tanda kehormatan yang diberikan berupa Medali Kepeloporan, tanda kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama, Bintang Mahaputera, Bintang Jasa, dan Bintang Budaya Parama Dharma. Penghargaan itu diberikan kepada sejumlah menteri, politikus, ketua dan anggota MRP, peneliti, hingga taipan RI karena jasanya kepada negara.

CEO dan Founder PT DCI Indonesia Tbk (DCII) Otto Toto Sugiri menjadi satu-satunya bos perusahaan dan taipan Indonesia yang mendapatkan tanda kehormatan. Pengusaha 70 tahun ini dianugerahi Bintang Jasa Utama.

Toto Sugiri merupakan seorang pengusaha di industri teknologi informasi di Indonesia. Karier yang dibangun sejak berpuluh tahun silam mengantarkannya menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.

Dia berperan penting dalam perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Hingga dia dijuluki sebagai 'Bill Gates'-nya Indonesia.

Sebenarnya siapakah dia? Seperti apa kisah dan perjalanan hidupnya? IDN Times akan merangkum secara lengkap fakta-fakta tentang Toto Sugiri, mulai dari profil, perjalanan karier, kekayaan, hingga perusahaan yang dibangunnya.

Simak selengkapnya di artikel ini, yuk!

1. Profil Toto Sugiri

Profil Toto Sugiri, Taipan RI yang Dapat Tanda Kehormatan dari JokowiToto Sugiri, pendiri sekaligus CEO PT DCI Indonesia (forbes.com)

Otto Toto Sugiri merupakan pria kelahiran Bandung, 23 September 1953. Toto Sugiri adalah seorang pengusaha di bidang teknologi informasi yang membesarkan perusahaan bernama PT DCI Indonesia Tbk (DCII).

Toto Sugiri remaja memiliki minat besar terhadap dunia pemrograman yang pada saat itu belum dilirik oleh banyak orang seperti saat ini. Bisa dikatakan, dia adalah salah satu pengusaha teknologi paling awal di Indonesia. Ia menjadi salah satu tokoh yang memiliki peranan penting dalam perkembangan industri teknologi informasi dan ekonomi digital di Indonesia.

Dia melewati perjalanan panjang dan penuh terjal sebelum akhirnya berada di titik sekarang sebagai salah satu orang paling tajir di negeri ini. Awal kariernya dimulai ketika dia menyelesaikan studi S1 di Jerman dan mendapat gelar sarjana teknik elektro. 

Baca Juga: Erick Thohir hingga Konglomerat RI Dapat Tanda Kehormatan dari Jokowi

2. Kisah dan perjalanan hidup Toto Sugiri

Profil Toto Sugiri, Taipan RI yang Dapat Tanda Kehormatan dari JokowiDCI Indonesia (Dok DCII)

Lulus kuliah di Jerman

Toto Sugiri lulus dari RWTH Aachen University di Jerman dengan menyandang gelar sarjana teknik elektro pada tahun 1980. Setelah menyelesaikan studinya, Toto Sugiri memilih pulang ke Indonesia.

Keputusan itu bukan tanpa sebab. Toto Sugiri harus merawat ibunya yang saat itu sedang sakit keras. Sebenarnya, ketika itu ia masih kebingungan dalam mencari pekerjaan karena pada 1981, belum ada perusahaan di Indonesia yang membutuhkan posisi programmer.

Sampai akhirnya dia diajak oleh orang Indonesia yang merupakan kakak tingkatnya saat berkuliah di Jerman untuk mengerjakan sebuah proyek pemrograman. Saat itu, Toto Sugiri membuat pemrograman lokal untuk perusahaan minyak dan program untuk mengelola pencairan pinjaman nelayan di Papua.

Dibujuk untuk bekerja di Bank Bali dan diiming-imingi komputer

Setelah proyek tersebut selesai, Toto Sugiri masih belum yakin untuk berkarier sebagai pengusaha. Pada 1983, dia memutuskan untuk bekerja di perusahaan milik pamannya, yakni Bank Bali. Tugas dan tanggung jawabnya saat itu adalah membuat sebuah software akuntansi yang bertujuan untuk memudahkan karyawan Bank Bali agar bekerja lebih efisien.

Proyek pertama di Indonesia

Setelah enam tahun di Bank Bali, Toto Sugiri berinisiatif untuk membangun sebuah perusahaan perangkat lunak miliknya sendiri, yang dinamakan Sigma Cipta Caraka. Perusahaan tersebut berdiri pada 1989 dengan modal 200 ribu dolar AS.

Perusahaan tersebut tidak didirikan seorang diri. Toto Sugiri mendirikan Sigma Cipta Caraka bersama enam mantan karyawan Bank Bali, termasuk Marina Budiman yang saat ini menjadi Presiden Komisaris PT DCI Indonesia Tbk, dan juga menjadi salah satu perempuan terkaya Indonesia.

Saat Sigma didirikan, pemerintah Indonesia baru melakukan deregulasi terhadap industri perbankan. Hal itu menyebabkan Sigma menjadi salah satu perusahaan yang membawa angin segar bagi industri tersebut.

Pada 1988, jumlah bank di Indonesia hanya 111 perusahaan. Enam tahun berikutnya, jumlahnya meningkat bahkan lebih dari dua kali lipat, yaitu 240 perusahaan bank. Hal itu sekaligus membuat posisi di bidang IT sangat dibutuhkan.

Mendirikan dua perusahaan lagi

Setelah berhasil memperoleh untung banyak dari pendirian Sigma Cipta Caraka, Toto Sugiri membangun lagi sebuah perusahaan penyedia layanan internet bernama Indointernet pada 1994.

PT Indointernet Tbk menjadi perusahaan penyedia layanan internet pertama di Indonesia. Lalu pada 2012, Toto Sugiri menjadi presiden komisioner perusahaan tersebut.

Sebagai pengusaha yang kadung jatuh cinta dengan dunia pemrograman, Toto Sugiri kembali mendirikan perusahaan bernama Balicamp, yaitu anak perusahaan Sigma yang membantu konsumen untuk memeriksa ejaan bahasa Indonesia. Sayangnya, perusahaan itu terpaksa tutup setelah tragedi Bom Bali I pada 2002.

Hampir pensiun dini

Siapa yang menyangka Toto Sugiri sempat terpikir untuk pensiun lebih awal? Pikiran tersebut dirasakan beberapa tahun pascatragedi Bom Bali I dan II yang hampir memakan habis usahanya.

Pada 2008, dia terpaksa menjual 80 persen saham Sigma kepada Telkom Indonesia dengan harga 35 juta dolar AS. PT Telkom Indonesia pun mengakuisisi Sigma Cipta Caraka dan mengubah namanya menjadi Telkom Sigma.

Tidak lama setelah itu, ia menjual 20 persen sisanya seharga 9 juta dolar AS. Toto Sugiri pun mulai berpikir untuk mengakhiri kariernya sebagai pengusaha.

Mendirikan DCI Indonesia

Namun, insting pengusahanya tidak bisa disepelekan. Toto Sugiri melihat sebuah peluang usaha, tepatnya saat pemerintah berniat menggunakan data Indonesia untuk mencegah penggunaan pusat lepas pantai.

Pada 2011, Toto Sugiri bersama beberapa rekannya mendirikan Data Center Indonesia (DCI), yaitu perusahaan data pertama dan terbesar di Indonesia. 

Baca Juga: Pemilik Cat Avian, Hermanto Tanoko Jadi Orang Terkaya ke-2 Indonesia

3. DCI jadi perusahaan publik

Profil Toto Sugiri, Taipan RI yang Dapat Tanda Kehormatan dari JokowiDCI Indonesia (Dok DCII)

PT DCI Indonesia sukses menjadi salah satu perusahaan pusat penyimpanan data server dan layanan pusat data terbesar di Asia Tenggara. PT DCI Indonesia berada di urutan keempat sebagai perusahaan pusat penyimpanan data se-Asia Tenggara. Perusahaan ini menyediakan layanan bagi para klien yang tersebar di berbagai negara, tidak hanya Indonesia.

Pada awal pendiriannya, DCI Indonesia dengan modal sertifikasi Tier IV, yaitu klasifikasi tertinggi untuk industri pusat data global, sukses bekerja sama dengan beberapa perusahaan raksasa dunia, seperti Alibaba, Microsoft, Google Cloud, dan Amazon Web Services.

Platform DCI memiliki tujuh pusat data di tiga lokasi, yakni Cibitung, Karawang, dan Jakarta dengan total kapasitas daya potensial mendekati 1.000 megawatt (MW). Sebagai operator pusat data yang netral terhadap operator, DCI didukung oleh lebih dari 70 penyedia layanan jaringan.

DCI Indonesia jadi perusahaan publik

Pada 2021, DCI Indonesia mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten DCII. Dalam waktu enam bulan setelah menjadi perusahaan publik, saham DCII melesat hingga 13.947 persen dan mencapai level tertingginya di Rp59.000 per saham pada 16 Juni 2021. Akibatnya, saham DCII sempat disetop perdagangannya sebanyak lima kali karena pergerakan harga yang ekstrem.

Adapun Toto Sugiri sebagai CEO DCII memegang 712, 78 juta saham DCII atau setara 29,9 persen dari keseluruhan. Sementara itu, kekayaannya menurut data Real Time Billionaires Forbes, diperkirakan sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp32,92 triliun (asumsi Rp15.675 per dolar AS). 

Dengan kekayaannya itu, dia berada di peringkat 17 orang terkaya Indonesia. Toto Sugiri lebih tajir dari Peter Sondakh, yang berada di posisi 18, dengan kekayaan 2 miliar dolar AS atau Rp31,35 triliun.

Baca Juga: 10 Presiden Terkaya di Dunia, Kekayaannya Capai Rp1 Kuadriliun

4. Mewakili Indonesia di ajang pengusaha dunia

Profil Toto Sugiri, Taipan RI yang Dapat Tanda Kehormatan dari JokowiPT DCI Indonesia milik Toto Sugiri sebagai CEO (Dok DCII)

Pada 2022, Toto Sugiri mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang penghargaan EY World Entrepreneur of the Year yang akan diselenggarakan di Monte Carlo, Monako pada Juni 2023 lalu. Sebelumnya, dia terpilih sebagai EY Entrepreneur of the Year (EOY) 2022 di Jakarta.

Toto Sugiri berhasil mengalahkan tujuh finalis lain dari beberapa perusahaan di Indonesia. Dia mewakili Indonesia di ajang EY World Entrepeneur of the Year.

EY EOY adalah penghargaan yang diberikan kepada wirausahawan yang berkontribusi dalam memajukan bisnisnya dan berdampak pada perekonomian negara dan masyarakat.

Demikian profil dan perjalanan hidup seorang Otto Toto Sugiri, taipan Indonesia yang menjadi pendiri sekaligus CEO PT DCI Indonesia Tbk yang diganjar penghargaan oleh Presiden Jokowi. Kisah hidupnya sebagai pengusaha dapat menjadi pelajaran bagi banyak orang untuk terus menciptakan peluang dan berkontribusi bagi banyak orang.

Baca Juga: Siapa Pemilik Taman Safari Indonesia? Ini Sejarah Berdirinya

Topik:

  • Yogama Wisnu Oktyandito
  • Anata Siregar
  • Yunisda Dwi Saputri
  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya