Korsel Jadi Mitra Penting untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal di Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan bahwa Korea Selatan (Korsel) bisa menjadi aktor kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Nurul kemudian menyoroti potret kesenjangan antara negara berkembang dengan negara maju. Menurutnya, negara berkembang dianugerahi kekayaan alam yang melimpah. Namun, tidak seperti negara maju, kebanyakan mereka tidak memiliki kecakapan atau kebijakan hilirisasi yang baik sehingga produk alamnya dijual tanpa nilai tambah.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Nurul berharap Korsel bisa membantu Indonesia untuk memanfaatkan nikel tersebut, sehingga Indonesia bisa mengoptimalkan bonus demografinya dalam beberapa tahun mendatang.
“Kita punya raw material. Korsel punya teknologi yang canggih. Dan mereka punya respons bagus atas tawaran Indonesia, tidak terlalu banyak paksaan. Hubungan Korea dan Indonesia sudah di track yang benar,” kata Nurul dalam workshop yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia dan Korea Foundation pekan lalu.
Baca Juga: 3 Alasan Indonesia Pilih Korsel untuk Kembangkan Industri Jet Tempur
1. Korsel siap kembangkan ekosistem mobil listrik di Indonesia
Sebagai informasi, Korsel menjadi salah satu negara yang paling serius dalam mengembangkan energi terbarukan melalui mobil listriknya. Hyundai, salah satu pemain mobil listrik terbesar di dunia, bahkan sudah membangun pabriknya di Cikarang, Jawa Barat.
Menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri Korea Selatan di Indonesia, Lee Kang Hyun, pembangunan pabrik Hyundai merupakan komitmen negaranya untuk memenuhi aturan local content atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dengan bantuan Hyundai, Indonesia pun bisa memproduksi baterai listrik di dalam negeri.
“Tahun depan kita sudah mulai upgrade produksi sel baterai. Kemudian next step adalah baterai pack atau pengemasan baterai. Jadi dengan semua ini, Hyundai sudah siap membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia,” kata Lee dalam kegiatan yang sama.
Editor’s picks
Baca Juga: Kenapa Indonesia Kesulitan Bayar Proyek Jet Tempur KF-21 ke Korsel?
2. Memanfaatkan kebijakan FTA Korsel-AS
Selain itu, menurut Nurul, hubungan baik antara Korsel dengan Amerika Serikat (AS) dapat memberikan efek domino kepada Indonesia.
“Korea juga punya kebijakan free trade area (FTA) dengan AS. Itu yang menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengirim barang kita ke sana (AS) melalui Korea. Karena sepertinya AS tidak akan punya FTA baru dengan negara-negara lain setidaknya sampai 2030,” kata Nurul.
3. Indonesia lirik hidrogen sebagai sumber energi masa depan
Kemudian, Nurul juga menyinggung soal hidrogen sebagai salah satu sumber energi terbarukan. Indonesia punya potensi besar dengan hidrogen, hanya saja sampai sekarang belum ada teknologi atau perangkat yang bisa mengemas hidrogen.
“Di masa depan, setidaknya sampai 2030, tidak ada negara yang punya interest terhadap nikel kecuali memberikan perhatiannya kepada Indonesia,” kata Nurul.
“Tapi setelah 2040, kita harus bersiap mengambil momentum mencari pengganti nikel dengan hidrogen. Karena partikelnya sangat kecil, kalau kita sampan di storage yang tidak spesifik, ancaman kebocorannya sangat besar,” kata Nurul, seraya mengharapkan Korsel bisa membangun Indonesia mengembangkan potensi hidrogen.
Baca Juga: Keren! Festival Indonesia di Korsel Dipadati Pengunjung