Warga +62 Nilai Laki-laki Lebih Berhak Bekerja Dibanding Perempuan

Dipaparkan dalam laporan Bank Dunia

Jakarta, IDN Times - Survei Nilai Dunia (World Values Survey) yang dilampirkan dalam Laporan Ekonomi Perawatan di Indonesia menunjukkan responden di Indonesia merasa laki-laki-laki lebih berhak untuk bekerja dibandingkan perempuan.

Penilaian itu berasal dari 74,6 persen responden perempuan dan 76,5 persen responden laki-laki.

Angka itu sangat tinggi dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Thailand yang hanya 30,7 persen dan 30,1 persen; Vietnam 57,8 dan 47,2 persen; Singapura 31,3 dan 24,6 persen; Filipina 71,5 dan 66,7 persen; serta Malaysia 57,2 dan 38,4 persen.

Baca Juga: 3 Alasan Literasi Finansial itu Penting untuk Perempuan

1. Sudah diajarkan sejak dini bahwa perempuan dan laki-laki punya peran yang beda

Warga +62 Nilai Laki-laki Lebih Berhak Bekerja Dibanding PerempuanIlustrasi buruh/pekerja. (IDN Times/Aditya Pratama)

Senior Social Development Specialist World Bank, Emcet Oktay Tas mengatakan, hasil survey itu turut didorong oleh faktor didikan yang diterima masyarakat Indonesia sejak dini. Sejak kecil, masyarakat Indonesia diajari perempuan dan laki-laki punya peran yang berbeda, baik itu dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia kerja.

“Di institusi pendidikan mereka juga dibuat masuk ke dalam jurusan yang berbeda. Saat masuk ke dunia kerja, posisi kerjanya dibedakan,” kata Emcet, Selasa (3/9/2024).

2. Perempuan sulit bekerja kembali setelah menikah atau punya anak

Warga +62 Nilai Laki-laki Lebih Berhak Bekerja Dibanding PerempuanIlustrasi Sekelompok Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Hasil survei itu segaris dengan rendahnya angka partisipasi perempuan Indonesia di dunia kerja. Adapun faktor utamanya ialah pernikahan dan juga melahirkan anak.

Emcet mengatakan, ketika perempuan sudah menikah atau melahirkan anak, dia akan lebih sulit untuk kembali ke dunia kerja.

“Ketika mereka kembali ke dunia kerja di pertengahan usia 40-an, banyak perempuan kembali bukan sebagai pekerja upahan, tetapi sebagai pekerja paruh waktu atau pekerja keluarga yang bekerja di dalam keluarga mereka,” ucap Emcet.

Baca Juga: Partisipasi Perempuan RI di Dunia Kerja Terendah ke-3 di Asia Tenggara

3. Akses perawatan anak harus diperbanyak

Warga +62 Nilai Laki-laki Lebih Berhak Bekerja Dibanding PerempuanIlustrasi layanan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam menjalankan pekerjaan, seorang perempuan harus tetap merawat suami dan anaknya. Oleh sebab itu, Bank Dunia menekankan pentingnya memberikan dukungan pada perempuan untuk bisa meniti karier meski sudah menikah hingga punya anak.

“Pasar tenaga kerja atau tempat kerja bukanlah tempat yang paling ramah gender bagi perempuan untuk bergabung,” ujar Emcet.

Oleh sebab itu, menurutnya salah satu solusi mengatasi kesenjangan tersebut ialah dengan memperbanyak akses ke fasilitas perawatan anak (child care).

Menurut dia, solusi itu tak hanya meningkatkan jumlah perempuan di dunia kerja, tapi juga kualitas pekerjaannya.

“Mereka juga bisa bekerja penuh, dan bisa bekerja di sektor formal yang memberikan gaji yang lebih baik, dan manfaat yang lebih banyak,” tutur Emcet.

Baca Juga: Terima Perwakilan World Bank, Menaker Jalin Diskusi Bahas Masalah Ini

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya