Wamen BUMN: Privatisasi Jalan Terus tanpa Gembar-Gembor
Intinya Sih...
- Privatisasi BUMN terus berjalan tanpa gembar-gembor
- Privatisasi dilakukan melalui IPO atau pembentukan perusahaan patungan dengan swasta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko membeberkan privatisasi BUMN terus berjalan, terutama bagi BUMN yang tidak menjalankan penugasan pemerintah.
Adapun privatisasi BUMN dilakukan dengan dua model, yakni melalui penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) sehingga BUMN menjadi perusahaan terbuka, dan pembentukan perusahaan patungan alias joint venture (JV) dengan pihak swasta.
“Model IPO, seperti sekarang BRI, Mandiri sudah jadi perusahaan publik, itu kan public share-nya 47 persen. Atau dikerjasamakan di level operating company-nya yang bisa dimasuki oleh swasta, seperti hotel. Hotel itu sekarang kita lagi masukkan ke dalam satu fund, investor bisa masuk ke hotel melalui fund ini,” kata Tiko dalam acara IDN Academy di kantor pusat IDN, Jakarta, Selasa (23/7/2024).
Baca Juga: 20 BUMN Sumbang Dividen Rp85,5 T ke Negara, BRI Paling Besar
1. Tantangan BUMN kerja sama dengan swasta
Tiko membeberkan, dalam bermitra dengan swasta, ada tantangan terkait kepercayaan dari pihak swasta.
“Kita banyak belum bisa meyakinkan itu, banyak private sector local yang masih ragu untuk bekerja sama dengan BUMN. Ini mungkin trauma juga jadi vendor BUMN karya gak dibayar,” tutur Tiko.
Baca Juga: Terungkap BUMN Karya Sering Perang Tender, Stafsus Erick: Bikin Rugi!
Editor’s picks
2. Privatisasi diutamakan untuk BUMN yang fokus bisnis komersial
Tiko menyampaikan, privatisasi BUMN diutamakan untuk BUMN yang fokusnya bisnis komersial alias comercially driven.
“Setelah kita bentuk 12 klaster, kita tutup yang sudah tidak perform ke depan. Selanjutnya kita akan buat mana yang PSO driven (penugasan pemerintah), dan mana yang comercially driven,” ucap Tiko.
3. Privatisasi BUMN dilakukan tanpa gembar-gembor
Tiko mengungkapkan, pihaknya terus melakukan privatisasi BUMN tanpa diumumkan secara besar-besaran. Langkah itu dilakukan demi mengoptimalkan kinerja BUMN.
“Kita dalam beberapa tahun ini banyak melakukan privatisasi operating company level. Kita kan baru melepas 30 persen saham kita di Jalan Tol Trans Jawa kepada grupnya Pak Anthony Salim dan GIC. Dan di Medan airport (Bandara Kualanamu) kita dengan GMR, port (pelabuhan) dengan DP World,” ujar Tiko.
“Jadi sebenarnya proses privatisasi ini, kita gak perlu gembar gembor, ini sebenarnya jalan terus,” sambung dia.