Pengamat Buka Suara Soal Dugaan Monopoli Logistik di E-Commerce

Integrasi vertikal kerap dilakukan

Intinya Sih...

  • Direktur CELIOS membuka suara soal dugaan monopoli jasa logistik di e-commerce Shopee dan Lazada yang diusut KPPU.
  • Integrasi vertikal dilakukan untuk mempercepat layanan kepada konsumen, namun sulit dibuktikan sebagai monopoli karena pasar terbuka luas.
  • Platform e-commerce seperti Lazada, Shopee, Tokopedia, Blibli, dan TikTok Shop menggunakan sistem integrasi vertikal pada platform untuk bisnis pengiriman barang.

Jakarta, IDN Times - Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, buka suara soal dugaan monopoli jasa logistik di e-commerce Shopee dan Lazada yang diusut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Nailul mengatakan, jasa logistik yang disediakan platform adalah bentuk integrasi vertikal yang dilakukan e-commerce untuk memudahkan pengiriman barang dari platform belanja.

1. Integrasi vertikal untuk mempercepat layanan kepada konsumen

Pengamat Buka Suara Soal Dugaan Monopoli Logistik di E-CommerceIlustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih rinci, Nailul mengatakan, integrasi vertikal bertujuan untuk mempercepat layanan kepada konsumen alias para pembeli online.

"Praktik ini kan sebenarnya merupakan integrasi vertikal di mana satu pihak perusahaan mempunyai lini bisnis atau bekerja sama dengan perusahaan lain dalam satu proses produksi atau distribusi mendukung kegiatan dari perusahaan tersebut," kata Nailul, Senin (10/6/2024).

Baca Juga: Cara Menggunakan Aplikasi e-Bupot untuk Buat Bukti Potong Pajak PPH 21

2. Pemilihan jasa ekspedisi dilakukan sendiri oleh penjual dan pembeli

Pengamat Buka Suara Soal Dugaan Monopoli Logistik di E-CommerceIlustrasi Belanja Online/Belanja di e-commerce. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Nailul, pembuktian dugaan monopoli akan sulit dilakukan. Sebab, e-commerce adalah pasar yang terbuka luas. E-commerce, dijelaskannya, memberikan kesempatan kepada penjual atau seller untuk memilih perusahaan ekspedisi yang tersedia dan telah resmi bekerja sama.

Sebagai pasar yang terbuka luas, pembeli atau pengguna/pembeli juga bisa memilih perusahaan logistik mana yang akan mereka gunakan. Nama perusahaan logistik tidak tercantum dalam pilihan pertama layanan pengiriman. Hanya tersedia pilihan kategori Instant, Reguler, Same Day, Ekonomi/ Hemat hingga Kargo berikut tarif pengiriman.

"Pemilihan kurir bisa kesepakatan bersama penjual dan pembeli. Jadi unsur mematikan usaha ecommerce/merchant/jasa kurir lainnya ini yang menurut saya harus dibuktikan oleh KPPU. Saya sih menduga tidak bisa membuktikan karena pasar yang masih terbuka luas," ujar Nailul. 

3. Integrasi vertikal kerap dilakukan platform e-commerce

Pengamat Buka Suara Soal Dugaan Monopoli Logistik di E-Commerceilustrasi media sosial (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurutnya, integrasi vertikal kerap dilakukan platform e-commerce. Nailul mengatakan, Lazada, Shopee, dan platform eCommerce lainnya seperti Tokopedia, Blibli, dan TikTok Shop, hampir menggunakan strategi yang sama yakni sistem integrasi vertikal pada platform. Sistem itu memungkinkan perusahaan ekspedisi terafiliasi ikut bermain dalam bisnis pengiriman barang.

"Kita lihat, Shopee mempunyai Shopee Express. Pengiriman barang di platform Shopee melalui Shopee Express. Di menu pengiriman pun kita tidak memiliki pilihan untuk mengambil jasa kurir lainnya. Semuanya by sistem oleh Shopee begitu pun dengan beberapa platform lainnya," kata Nailul.

Baca Juga: Pos Indonesia Siap Dukung Logistik Pemerintah di Ibu Kota Negara

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya