Mastercard Dikabarkan PHK 1.000 Karyawan secara Global
Intinya Sih...
- Mastercard akan melakukan PHK massal terhadap 3% karyawan global, diperkirakan sekitar 1.000 orang.
- PHK dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi organisasi untuk fokus pada pertumbuhan regional dan investasi masa depan.
- Pendapatan bersih Mastercard mencapai 6,3 miliar dolar AS, sementara biaya operasional tumbuh 12% secara year on year.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perusahaan jasa keuangan global, Mastercard dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap 3 persen karyawan secara global.
Angka tersebut diperkirakan mencapai sekitar 1.000 karyawan yang tersebar di berbagai negara.
1. Alasan Mastercard melakukan PHK
Dilansir Fintech Singapore, Selasa (20/8/2024), PHK sebagai langkah restrukturisasi bertujuan untuk meneruskan perombakan organisasi seara besar-besaran.
Seorang perwakilan perusahaan yang tak disebutkan namanya menyatakan mastercard ingin memfokuskan kembali strategi regional untuk mendorong pertumbuhan, dan mengoptimal investasi untuk masa depan.
2. Biaya operasional Mastercard naik 12 persen
Editor’s picks
Kabar PHK muncul di saat perusahaan mencetak pendapatan bersih kuartal II-2024 sebesar 6,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp97,3 triliun (kurs Rp15.439 per dolar AS). Angka tersebut tumbuh 14 persen secara year on year (yoy).
Di sisi lain, perusahaan mencatat biaya operasional tembus 2,93 miliar dolar AS, atau setara Rp45,24 triliun, tumbuh 12 persen (yoy).
Baca Juga: 10 Provinsi dengan Kenaikan Jumlah PHK Tertinggi di Indonesia
3. PHK bakal diselesaikan hingga akhir September
Pada 2023 lalu, Mastercard mempekerjakan 33.400 orang di seluruh dunia, di mana 67 persen ditempatkan di luar AS, tersebar di lebih dari 80 negara.
Adapun biaya untuk tenaga kerja yang dikeluarkan Mastercard mencapai 6 miliar dolar AS atau setara Rp92,64 triliun.
Para eksekutif perusahaan mengantisipasi biaya restrukturisasi ini bakal mencapai 190 juta dolar AS atau setara Rp2,93 triliun yang akan tercatat sebagai pengeluaran perusahaan di kuartal III-2024.