Kimia Farma Mau Tutup 5 Pabrik, Karyawan Kena PHK?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana menutup 5 dari 10 pabrik. Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan penutupan pabrik harus dilakukan apabila tingkat utilisasi pabrik tak sesuai target.
“Memang kapasitasnya gak ini kok, under kapasitas, seperti kamu punya rentalan mobil. Ada 10 rental mobil, terus yang laku tuh hanya 5, dibiarkan atau mau jual? Diberhentiin gak? Karena kalau dia tetap jalan apa? Operasionalkan tetap jalan,” kata Arya di kantor Perum Perhutani di Jakarta, Senin (14/7/2024).
1. PHK harus dilakukan
Terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan pabrik, menurutnya mau tak mau harus dilakukan.
“Mau gak mau kan mereka harus melakukan itu terpaksa kan, karena pabrik tutup ya,” ucap Arya.
Baca Juga: Stafsus Erick Sebut PMN Bio Farma Bukan buat Bayar Pinjol Indofarma
2. Kimia Farma harus berikan solusi terbaik untuk karyawan terdampak
Editor’s picks
Meski begitu, Arya menegaskan karyawan yang terimbas PHK harus diberikan solusi terbaik.
“Arahan kita kalau dilakukan seperti itu harus win-win solution antara Kimia Farma dan karyawan,” tutur Arya.
3. Alasan Kimia Farma tutup pabrik
Sebelumnya, Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma, Hadi Kardoko mengatakan penutupan pabrik alias rasionalisasi fasilitas produksi dilakukan demi reorientasi bisnis, restrukturisasi keuangan, dan efisiensi.
Harapannya, langkah itu dapat menurunkan biaya operasional, sehingga bisa meningkatkan efisiensi perusahaan.
“Saat ini utilisasi kita, kurang dari 40 persen, dan nanti dengan penataan ini akan mengkatkan utilisasi kita tentunya akan di atas 40 persen dan terjadi proses efisiensi yang lebih baik,” tutur Hadi dalam paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Baca Juga: Stafsus Erick Sebut PMN Bio Farma Bukan buat Bayar Pinjol Indofarma