Hilirisasi Berlanjut, Kemenaker Ingatkan Aspek K3 ke Pengusaha

K3 harus disesuaikan dengan perkembangan industri

Intinya Sih...

  • Program hilirisasi nikel digenjot untuk tingkatkan nilai tambah ekspor Indonesia.
  • Penerapan K3 penting dalam industri pertambangan yang sudah melakukan hilirisasi.
  • Perusahaan fokus pada kesehatan pekerja dan komunitas lokal serta standar Nickel Mark untuk praktik berkelanjutan.

Jakarta, IDN Times - Program hilirisasi di sektor pertambangan, terutama nikel masih terus digenjot. Berbagai pelaku industri juga dituntut menerapkan hilirisasi demi meningkatkan nilai tambah ekspor Indonesia.

Dalam upaya menerapkan hilirisasi, Direktur Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan sekaligus Ketua Asosiasi Pengawas Ketenagakerjaan Indonesia (APKI), Yuli Adiratna mengingatkan kepada pelaku usaha terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

“Penerapan K3 sangat penting untuk melindungi pekerja dan juga menjamin keberlanjutan investasi,” kata Yuli dalam seminar Human Health & Environmental Developments in Indonesia’s Nickel Value Chain yang digelar NiPERA, di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (26/9/2024).

Baca Juga: 200 Ribu Pekerja Gantungkan Nasib di Industri Batik

1. Program K3 harus disesuaikan dengan perkembangan industri

Hilirisasi Berlanjut, Kemenaker Ingatkan Aspek K3 ke PengusahaAnggota Dewan Pakar Profesi Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Budiawansyah. (NiPERA)

Senada, Anggota Dewan Pakar Profesi Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Budiawansyah mengatakan untuk memastikan K3 berjalan dengan baik, ketentuannya pun harus disesuaikan dengan perkembangan industri pertambangan, terutama yang sudah melakukan hilirisasi.

“Asosiasi terus memastikan perusahaan-perusahaan tambang harus mematuhi regulasi,” kata Budiawansyah.

2. Pengusaha nikel hadapi tantangan besar dalam tekan dampak ekologis dari tambang

Hilirisasi Berlanjut, Kemenaker Ingatkan Aspek K3 ke PengusahaIlustrasi karyawan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel. (dok. Harita Nickel)

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kesehatan dan Keselamatan Kerja Harita Nickel, Supriyanto Suwarno membeberkan penanganan masalah kesehatan manusia dan upaya menekan dampak ekologis dari penambangan nikel masih menjadi tantangan besar.

Meski begitu, perusahaan telah mengusung tiga pilar sebagai bagian dari strategi keberlanjutannya, yaitu tanggung jawab sosial, tata kelola yang baik, dan pengurangan jejak lingkungan.

“Kami fokus memprioritaskan kesehatan para pekerja dan komunitas lokal di sekitar area operasional kami dengan menggelar program edukasi serta program program pemberdayaan lainnya,” tutur Supriyanto.

Baca Juga: Jokowi Resmikan 3 Smelter dalam 2 Hari, Menyala Hilirisasi!

3. Perlu kerja keras buat jaga praktik pertambangan nikel bisa berkelanjutan

Hilirisasi Berlanjut, Kemenaker Ingatkan Aspek K3 ke PengusahaSeminar Human Health & Environmental Developments in Indonesia’s Nickel Value Chain, Kamis (26/9/2024). (dok. NiPERA)

Direktur Eksekutif NiPERA, Chris Schlekat mengatakan untuk memajukan praktik berkelanjutan dalam rantai nilai nikel, diperlukan beberapa standar.

Adapun standar yang dimaksud adalah Nickel Mark yang dapat menjadi tolok ukur dalam mengadopsi sistem manajemen untuk kesehatan manusia dan keanekaragaman hayati lingkungan yang diakui secara internasional. Dia juga menyatakan dukungan NiPERA terhadap ambisi global Indonesia dalam pengembangan nikel.

“Kami menantikan peluang kolaborasi lebih lanjut antara badan pemerintah, pelaku industri, lembaga think-tank, dan para pemangku kepentingan Indonesia dalam mengeksplorasi kemajuan aspek kesehatan manusia dan keanekaragaman hayati lingkungan di industri pertambangan nikel,” ujar Chris.

Baca Juga: Proyek Hilirisasi MIND ID Serap 3.600 Tenaga Kerja 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya