Harga Emas Masih Betah di Atas Rp1,45 Juta per Gram, Cek Rinciannya

Harga emas dan buyback stagnan

Jakarta, IDN Times - Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk atau Antam tak berubah alias stagnan, Senin (23/9/2024). Harga emas hari ini, masih dipatok di Rp1,455 juta per gram.

Begitu juga dengan harga buyback hari ini menurut situs logammulia.com, stagnan di Rp1,295 juta per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam untuk emas yang dijual ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: Menumpuk Mahar di Tabungan Emas Pegadaian

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp777,5 ribu.
  • Harga emas 1 gram: Rp1,455 juta.
  • Harga emas 2 gram: Rp2,85 juta.
  • Harga emas 3 gram: Rp4,25 juta.
  • Harga emas 5 gram: Rp7,05 juta.
  • Harga emas 10 gram: Rp14,045 juta.
  • Harga emas 25 gram: Rp34,987 juta.
  • Harga emas 50 gram: Rp69,895 juta.
  • Harga emas 100 gram: Rp139,712 juta.
  • Harga emas 250 gram: Rp349,015 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp697,82 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp1,396 miliar. 

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

2. Manfaatkan momen lonjakan harga emas untuk menjual

Menurut Analis emas sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi lonjakan harga emas dunia masih akan terus terjadi seiringan dengan wacana Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga acuan. Hal itu akan mengerek kenaikan harga emas fisik di Indonesia.

“Ada kemungkinan besar secara teknikal harga emas dunia masih akan naik, dan harga emas batangan kemungkinan besar bisa mencapai Rp1,5 juta per gram,“ kata Ibrahim saat dihubungi IDN Times.

Ibrahim mengatakan, momentum ini sangat tepat bagi para pemilik emas batangan yang ingin menjual emasnya. Sementara itu, bagi masyarakat yang ingin berinvestasi atau membeli emas fisik, disarankan menunggu harganya turun kembali.

“(Lebih baik) menjual, kalau bisa pada saat tinggi menjual, jangan membeli. Kalau membeli akan rugi. Kita harus ingat bahwa di tahun 2025 apabila Trump memenangkan Pilpres, ini juga sebenarnya suku bunga masih tinggi, kalau suku bunga tinggi, pasti (harga emas) akan jatuh,” tutur Ibrahim.

Baca Juga: Cara Beli Emas Antam, Cek Harganya Hari Ini

3. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return. "Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Baca Juga: Cara Hitung Keuntungan Investasi Emas, Jangan Sampai Rugi!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya