Ekonomi RI di Q2-2024 Melambat, Gimana Kuartal Selanjutnya?

Belanja pemerintah digenjot

Intinya Sih...

  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2024 mengalami perlambatan, hanya 5,05 persen yoy dan 3,79 persen qtq.
  • Pemerintah akan mendorong realisasi belanja pemerintah untuk mendongkrak perekonomian kuartal III dan IV-2024.
  • Pemerintah juga tetap mendorong kinerja UMKM dengan wacana memperpanjang restrukturisasi KUR dan mengevaluasi insentif PPN DTP.

Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 mengalami perlambatan, yakni hanya 5,05 persen secara year on year (yoy), dan 3,79 persen secara quater to quarter (qtq).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka itu lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 5,17 persen (yoy), juga lebih rendah dibandingkan kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan untuk mendongkrak perekonomian pada kuartal III dan IV-2024, pemerintah akan mendorong realisasi belanja pemerintah.

“Ya pertama untuk kuartal III dan IV tentu pemerintah melihat faktor apa lagi yang kita bisa dorong. Namun salah satu yang pemerintah akan dorong juga terkait dengan belanja pemerintah. Sehingga belanja pemerintah diharapkan bisa digenjot di kuartal III ini,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/8/2024).

Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh Melambat di Q2, IHSG Ditutup Turun Tajam

1. Pemerintah genjot kinerja UMKM

Ekonomi RI di Q2-2024 Melambat, Gimana Kuartal Selanjutnya?Ilustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, pemerintah juga tetap mendorong kinerja UMKM dengan wacana memperpanjang restrukturisasi kredit usaha rakyat (KUR).

“Kan kemarin pemerintah sudah mendorong dalam kebijakan untuk UMKM yang terlibat dalam kredit usaha rakyat yang akadnya sudah ditandatangani di tahun 2022 itu bisa direstrukturisasi sesuai dengan regulasi OJK. Jadi itu keputusannya juga sudah dibahas dalam rapat komite dari KUR,” tutur Airlangga.

2. Pertumbuhan konsumsi di kuartal II sangat tipis

Ekonomi RI di Q2-2024 Melambat, Gimana Kuartal Selanjutnya?ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2024 hanya tumbuh tipis, yakni 0,02 persen menjadi 4,93 persen (yoy). Menurut Airlangga, angka tersebut masih menunjukkan kondisi yang baik dibandingkan negara lain.

“Kalau kita bandingkan negara kita dibandingkan negara lain. Secara relatif angka itu pun tinggi, dan kontribusinya pun masih dominan, konsumsi masih (menyumbang) 54,53 persen dari total PDB,” tutur Airlangga.

Dia mengatakan konsumsi kuartal I-2024 tumbuh lebih tinggi karena adanya pembayaran tunjangan hari raya (THR), dan juga realisasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

“Ya tentu kita lihat ada beberapa hal yaitu tentunya kita ada waktu itu ada pembayaran THR, gaji, dan juga kita lihat bahwa belanja yang di kuartal pertama kan digenjot dengan pembagian dipa di bulan November, jadi di-upload APBN belanjanya,” ujar Airlangga.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II-2024 Melambat ke 5,05 Persen

3. Pemerintah tak berencana tambah insentif otomotif

Ekonomi RI di Q2-2024 Melambat, Gimana Kuartal Selanjutnya?Ilustrasi uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Terkait penambahan insentif untuk mendongkrak pertumbuhan konsumsi di kuartal III-2024, Airlangga mengatakan pemerintah akan mengevaluasi insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP). Saat ini, insentif tersebut diberikan sebesar 50 persen.

“Kemudian yang terkait dengan tadi konstruksi, perumahan, kita akan evaluasi,” tutur Airlangga.

Namun, untuk insentif PPN DTP di sektor otomotif tak ada perubahan. Sebab, pemerintah saat ini fokus memberikan insentif fiskal untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Kalau untuk otomotif kebijakan sudah dikeluarkan. Jadi tidak ada kebijakan perubahan/tambahan lain,” ujar Airlangga.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Masih Jawasentris, Ini Buktinya!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya