Bos PTPN Minta Pemerintah Awasi Impor Gula Saat Harga Global Anjlok

RI masih ketergantungan impor gula konsumsi

Intinya Sih...

  • Direktur Utama PTPN III meminta pemerintah mengawasi aktivitas impor gula saat harga gula dunia turun drastis.
  • Produktivitas tebu petani perlu ditingkatkan untuk menekan ketergantungan impor gula, yang saat ini hanya 5 ton per hektare.
  • PTPN memiliki program meningkatkan produktivitas petani dengan target pada 2028 biaya pokok produksi bisa ditekan 50 persen.

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Holding BUMN Perkebunan PTPN III Abdul Ghani meminta pemerintah mengawasi aktivitas impor gula. Terutama saat harga gula dunia turun drastis.

Saat harga gula global turun, dia khawatir impor bisa melonjak dan mengganggu harga tebu petani.

“Kami sudah minta kepada pemerintah ketika harga gula di luar negeri terlalu rendah, harus ada proteksi agar jangan sampai gula terlalu mudah masuk Indonesia,” kata Ghani dalam diskusi Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas di Sarinah, Jakarta, Senin (23/9/2024).

Baca Juga: Harga Gula Tinggi, Sentuh Rp19 Ribu per Kg di Pasar Jakarta

1. Produktivitas tebu petani terus menurun

Bos PTPN Minta Pemerintah Awasi Impor Gula Saat Harga Global AnjlokSejumlah buruh mengangkut tebu saat panen di pesawahan Desa Bendo, Magetan, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Untuk menekan ketergantungan impor gula, produktivitas tebu petani perlu ditingkatkan. Ghani mengatakan, saat ini produktivitas tebu petani hanya 5 ton per hektare (ha). Padahal, pada 1930, produktivitas tebu di Indonesia bisa mencapai 15 ton per tahun.

“100 tahun lalu, tahun 1930, di Pulau Jawa ada 102 ribu hektare (ha) tanaman tebu dengan produksi 3 juta ton. Artinya bisa 15 ton per ha. Kemudian sejak itu, terjadi penurunan terus,” tutur Ghani.

Dia mengatakan, jika produktivitas petani tebu bisa ditingkatkan, maka Indonesia tak perlu lagi mengimpor gula konsumsi.

“Saat ini luas pertanaman tebu kita di atas 500 ribu ha. Kalau mengaca 100 tahun yang lalu, 500 ribu ha produksinya 7,5 juta ton. Kalau produktivitas kita sekarang sama dengan 100 tahun lalu, kita tak perlu impor gula, bahkan kita bisa ekspor, ini gambarannya,” ujar Ghani.

Baca Juga: Harga Gula di Jatim di Atas HET, Warkop Ogah Naikan Harga Jual

2. PTPN punya program tingkatkan produktivitas tebu petani hingga 50 persen

Bos PTPN Minta Pemerintah Awasi Impor Gula Saat Harga Global AnjlokPekerja mengangkut tebu ke atas truk untuk dibawa ke PG Assembagoes Situbondo. ANTARA/Novi Husdinariyanto

Ghani mengatakan, PTPN sudah mempunyai program meningkatkan produktivitas petani, dari 5 ton per ha, menjadi 8 ton per ha. Untuk mencapai target itu, PTPN akan memasok varietas tebu terbaik ke petani-petani lokal, menerapkan teknologi pertanian, dan sebagainya.

“Jadi kami dalam empat tahun ke depan membangun petani dari mulai memberi varietas yang bagus, membangun teknologi pertanian yang bagus, dan perbaikan pabrik gula (PG) kami,” ujar Ghani.

Targetnya, pada 2028 produktivitas petani tebu bisa meningkat, sehingga biaya pokok produksi bisa ditekan 50 persen.

“Kalau ini tercapai, maka struktur biaya petani turun dari Rp12 ribu ke Rp6 ribu,” tutur Ghani.

Pada akhirnya, PTPN menargetkan harga gula di tingkat konsumen juga bisa menurun.

“Ketika produktivitas petani meningkat 50 persen, lalu ongkos produksi Rp6 ribu, maka otomatis petani akan berlipat-lipat pendapatannya, di situlah barangkali petani kita minta supaya menurunkan harga gulanya supaya konsumen mendapatkan harga gula yg bagus,” ujar Ghani.

Baca Juga: Ini Penyebab Harga Gula di Surabaya Naik 

3. PTPN mau tambah luas tanam tebu jadi 100 ribu ha

Bos PTPN Minta Pemerintah Awasi Impor Gula Saat Harga Global AnjlokWarga menggiling tebu di kilang tradisional menggunakan kerbau, di Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat (19/1/2024). ( ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Selain itu, Ghani menyebutkan rencana meningkatkan luas tanam tebu dari 70 ribu ha menjadi 100 ribu ha. Begitu juga dengan upaya membangun sarana pengairan sawah, bersamaan dengan waduk yang dibangun pemerintah.

“Kami juga melakukan pembangunan embung-embung, karena di pertanian kita isu air itu juga berat. Kami juga mendorong pemerintah membangun waduk-waduk, tapi dari sisi PTPN kita membangun embung-embung agar petani bisa menghadapi musim kemarau,” ucap Ghani.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya