Bocoran Terbaru soal Wacana Investasi Bulog di Kamboja
Intinya Sih...
- Bulog akan melakukan investasi di Kamboja dengan tiga opsi yang dipertimbangkan
- Opsi investasi termasuk perdagangan, kerja sama langsung dengan petani lokal, dan akuisisi perusahaan beras
- Investasi masih dalam tahap penjajakan dan potensi peningkatan bisnis komersial Bulog juga dibahas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times - Perum Bulog berencana melakukan investasi di Kamboja. Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Bulog, Sonya Mamoriska Harahap mengatakan ada tiga opsi investasi yang dipertimbangkan Bulog.
“Dalam rangka kita melakukan kerja sama global atau global partnership memang ada beberapa opsi-opsi yang kita lakukan,” kata Sonya usai pembukaan Indonesia International Rice Conference (IIRC) di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis (19/9/2024).
1. Ada opsi kerja sama dengan petani lokal atau akuisisi perusahaan Kamboja
Sonya mengatakan, opsi kerja sama di Kamboja yang pertama adalah terkait perdagangan, yakni ekspor-impor. Opsi kedua, pihaknya bekerja sama langsung dengan petani beras lokal.
“Kemudian mungkin step-by-step mungkin kita bisa naikkan dengan kerja sama memberikan biaya untuk input, kemudian yang menanam adalah local partner kita karena mereka mempunyai local knowledge,” tutur Sonya.
Opsi terakhir yakni mengakuisisi perusahaan beras di negara tetangga tersebut.
“Atau mungkin step ke depannya kita bisa melakukan akuisisi sebagian saham local company, dan terakhir adalah kita bisa melakukan investasi rice mill,” kata Sonya.
Baca Juga: Bulog Ajak Pelaku Industri Inggris-China Bahas Ketahanan Beras
2. Bulog harus mempertimbangkan biaya dan keuntungan investasi
Editor’s picks
Sonya mengatakan, pihaknya masih harus mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Kamboja, mulai dari biaya yang harus dikeluarkan, hingga keuntungan apa yang bisa diperoleh dari investasi yang dipilih.
“Kalau itu menguntungkan baru kita akan masuk untuk memilih opsi yang mana dan siapa partnernya,” ucap Sonya.
Pada intinya, wacana investasi di Kamboja masih dalam tahap penjajakan, alias belum ada perjanjian dengan pihak Kamboja.
“Belum, sekarang tetap menjajaki dulu karena ada berbagai alternatif dan pilihan yang perlu kita pikirkan,” ujar Sonya.
Baca Juga: Wamen BUMN Ungkap Alasan Perombakan Direksi Bulog
3. Bulog ingin memperluas bisnis komersialnya
Seiring dengan itu, Sonya juga membeberkan potensi menambah porsi komersial di Perum Bulog. Sebab, saat ini 70 persen bisnis Bulog adalah penugasan untuk menyerap dan mendistribusikan cadangan beras pemerintah (CBP). Sementara, porsi bisnis komersial hanya 30 persen.
“Komersil pasti kita akan kita perbaiki, akan kita tingkatkan, karena itu juga akan mendukung bisnis PSO kita. Karena komersil dan PSO sebenarnya adalah dua tangan yang saling melengkapi antara penugasan dari pemerintah dan juga dengan komersial,” tutur Sonya.
Dia mengatakan, bisnis komersial nantinya juga bisa membantu penugasan Bulog, terutama saat perusahaan menghadapi permasalahan harga saat melakukan pengadaan beras.
“Katakanlah kalau kita kesulitan melakukan pengadaan karena harga sudah naik, HPP sudah naik, tentunya dari bisnis komersil kita yang akan melengkapi itu. Sehingga kita tetap bisa melakukan pengadaan dalam negeri, baru itu bis di-convert stoknya menjadi CBP,” ujar Sonya.