Utang Indonesia per Agustus Sentuh Rp7.870,35 Triliun

Rasio utang terhadap PDB capai 37,84 persen

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang Indonesia hingga akhir Agustus 2023 sebesar Rp7.870,35 triliun. Jumlah itu naik Rp634,74 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) dan naik Rp14,82 triliun dibandingkan bulan sebelumnya (month to month).

"Pemerintah melakukan pengelolaan utang secara baik dengan risiko yang terkendali, antara lain melalui komposisi yang optimal, baik terkait mata uang, suku bunga maupun jatuh tempo," ucap Kemenkeu dalam buku APBN KiTA, yang dikutip Senin (25/9/2023).

Baca Juga: Utang Pemerintah ke PLN Rp60,6 Triliun Belum Cair

1. Rasio utang terhadap PDB 37,84 persen

Utang Indonesia per Agustus Sentuh Rp7.870,35 Triliunilustrasi utang (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun rasio utang hingga akhir Agustus sebesar 37,84 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Rasio utang masih di bawah ketentuan Undang-Undang sebesar 60 persen terhadap PDB.

“Sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan masih sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah tahun 2023-2026 di kisaran 40 persen,” tulis Kemenkeu.

Baca Juga: 4 Langkah Investasi di Surat Utang Negara, Dijamin Aman!

2. SBN domestik mendominasi komposisi utang RI

Utang Indonesia per Agustus Sentuh Rp7.870,35 TriliunIlustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Komposisi utang per akhir Agustus di dominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 88,88 persen atau Rp6.995,18 triliun dan pinjaman 11,12 persen Rp875,17 triliun. 

Lebih rinci, SBN domestik Rp5.663,94 triliun yang terdiri dari Surat Utang Negara Rp4.576,43 triliun, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp1.087,51 triliun.

Sementara itu, SBN dalam bentuk valas sebesar Rp1.331,24 triliun yang terdiri dari SUN Rp1.027,65 triliun dan SBSN sebesar Rp303,59 triliun.

Selanjutnya, jumlah utang dalam bentuk pinjaman mencapai Rp875,17 triliun, terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp25,11 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp830,05 triliun.

3. Kepemilikan SBN oleh investor domestik capai 6,98 persen

Utang Indonesia per Agustus Sentuh Rp7.870,35 TriliunIlustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintah juga mengutamakan pengadaan utang dengan tenor menengah-panjang dan melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif. Per akhir Agustus 2023, profil jatuh tempo utang Indonesia berada di rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) di kisaran 8 tahun.

Untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan utang dalam jangka panjang, pemerintah terus berupaya mendukung terbentuknya pasar SBN domestik yang dalam, aktif, dan likuid.

"Pengelolaan utang pemerintah melalui penerbitan SBN terus diupayakan untuk mendukung pengembangan dan pendalaman pasar keuangan domestik, inklusi
keuangan, serta upaya peningkatan literasi keuangan masyarakat dari savings society menjadi investment society," tuturnya.

Sejalan dengan itu, investor individu yang memiliki SBN domestik terus mengalami peningkatan sejak 2019 yang hanya mencapai 2,95 persen menjadi 6,98 persen per akhir Agustus 2023.

"Selanjutnya bagi lembaga keuangan SBN berperan penting untuk memenuhi kebutuhan investasi dan pengelolaan likuiditas, serta menjadi salah satu upaya mitigasi risiko," ucapnya. 

Baca Juga: APBN Jadi Jaminan Utang Kereta Cepat, Ini Rincian Aturannya

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya