Tokcer! APBN April Surplus Rp234,7 Triliun  

Pendapatan naik 17,3 persen

Jakarta, IDN Times - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga April, masih mencatatkan surplus Rp234,7 triliun atau 1,12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Surplus ini berasal dari pendapatan yang lebih besar dibandingkan belanja pemerintah.

"Jadi dalam empat bulan pertama dari APBN kita, tercatat mengalami surplus baik di keseimbangan primer maupun total overall balance dari APBN kita," tutur Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Senin (22/5/2023).

Dia menjelaskan, surplus APBN edisi April tercatat lebih tinggi, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Sebab, suplus APBN pada April 2022 yang lalu hanya Rp103,1 triliun.

Baca Juga: Sri Mulyani: APBN Maret 2023 Catatkan Surplus Rp128,5 Triliun 

1. Pendapatan negara tumbuh 17,3 persen

Tokcer! APBN April Surplus Rp234,7 Triliun  ilustrasi utang negara (IDN Times/Aditya Pratama)

Di samping itu, untuk pendapatan negara, terkumpul Rp1.000,5 triliun. Realisasi ini tumbuh 17,3 persen secara year on year (YoY) dan telah mencapai 40,6 persen dari target APBN 2023.

Rinciannya, penerimaan pajak sebesar Rp688,1 triliun dan penerimaan bea cukai sebesar Rp94,5 triliun. 

Di sisi lain, realisasi belanja negara hingga April 2023 telah mencapai Rp765,8 triliun, atau mencapai 25,0 persen dari target belanja APBN. Realisasi belanja negara ini juga tumbuh 2 persen dari periode sama tahun lalu.

Baca Juga: Sri Mulyani Tambah Anggaran Mobil Dinas Pejabat, Ini Rinciannya

2. Keseimbangan primer Rp374,3 triliun

Tokcer! APBN April Surplus Rp234,7 Triliun  DJPB Kemenkeu-KPPN Bukittinggi

Dengan kinerja APBN yang mengalami surplus tersebut, Sri Mulyani mengatakan keseimbangan primer pada April 2023 juga surplus yang tercatat Rp374,3 triliun.

Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara, di luar pembayaran bunga utang.

"Dengan demikian, kondisi APBN tahun lalu yang sangat baik. Tahun ini lebih baik lagi hingga April," ungkapnya.

Sementara itu, Kemenkeu melakukan front loading karena mengantisipasi kenaikan suku bunga. Dengan demikian, pembiayaan anggaran sudah tercapai Rp223,9 triliun atau naik 56,3 persen.

Baca Juga: Pemerintah-Banggar Sepakati RUU APBN 2023, Defisit APBN 2,8 Persen

3. Ekonomi global bakal melemah

Tokcer! APBN April Surplus Rp234,7 Triliun  Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menkeu menjelaskan pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan akan melemah. Hal ini disebabkan ketidakpastian global yang masih meningkat. Kondisi ini, kata Sri Mulyani, akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia sehingga harus diwaspadai. 

"Meski ekonomi Indonesia, masih sangat resilient dengan pertumbuhan ekonomi kuartal I dan penerimaan negara yang tumbuh cukup tinggi," ucapnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan daya tahan ekonomi cukup baik dan momentum perkuatan APBN tetap dijaga. "Surplus APBN dari sisi overall balance dan primary balance, gambarkan konsolidasi fiskal dari APBN terus kuat dan kredibel," ujarnya. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya