Rupiah Tangguh di Akhir Pekan, Terapresiasi ke Rp16.136,5 per Dolar AS

Rupiah menguat 58 poin

Intinya Sih...

  • Rupiah ditutup menguat 58 poin menjadi Rp16.136,5 per dolar AS.
  • Mayoritas mata uang di Asia melemah, termasuk won Korea Selatan, bath Thailand, yuan China, peso Filipina, dolar Taiwan, dolar Singapura, dan yen Jepang.

Jakarta, IDN Times - Laju rupiah di pasar spot mampu mempertahankan penguatan hingga akhir perdagangan Jumat (12/7/2024). Rupiah ditutup menguat pada level Rp16.136,5 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Mata uang garuda terapresiasi sebesar  58 poin atau 0,36 persen dari penutupan hari sebelumnya di levell Rp16.195 per dolar AS

Baca Juga: Dolar AS Keok, Rupiah Menguat ke Rp16.155 Pagi Ini

1. Mayoritas mata uang di Asia melemah

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 15.15 WIB, mayoritas mata uang di kawasan melemah. 

Rinciannya: 

  • Won Korea Selatan mengalami pelemahan terdalam di Asia setelah ditutup anjlok 0,34 persen.
  • Bath Thailand melemah 0,22 persen
  • Yuan China melemah 0,02 persen
  • Peso Filipina melemah 0,15 persen
  • Dolar Taiwan melemah 0,10 persen
  • Dolar Singapura melemah 0,05 persen
  • Yen Jepang melemah 0,21 persen 

Baca Juga: 7 Cara Investasi Dolar, Penting Nih bagi Pemula!

2. Data inflasi AS turun dorong rupiah menguat

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah menguat hingga sore ini ditopang data inflasi konsumen AS pada Juni dirilis lebih rendah dari ekspektasi pasar.

"Bahkan data month to month-nya menunjukkan deflasi -0,1 persen," ujar dia. 

3. Mayoritas konsensus pasar prediksi the Fed turunkan suku bunga di September

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah karena rilis data CPI atau inflasi yang lebih lemah dari perkiraan, yang menunjukkan inflasi sedikit lebih tenang dari perkiraan pada Juni 2024.

Angka tersebut meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve (the Fed) akan lebih percaya diri untuk mulai memangkas suku bunga. 

"Pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 83,4 persen bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September, dibandingkan dengan peluang sebesar 64,7 persen yang terlihat pada minggu lalu, menurut CME Fedwatch," tuturnya.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya