Rupiah Perkasa Pagi Ini, Menguat ke Rp16.215 per Dolar AS

Rupiah menguat 0,16 persen

Intinya Sih...

  • Rupiah menguat 0,16 persen dibanding penutupan sebelumnya, mencapai Rp16.215 per dolar AS.
  • Baht Thailand, won Korea Selatan, ringgit Malaysia, dan peso Filipina juga menguat di kawasan Asia.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah tampil perkasa pada awal perdagangan hari ini, Kamis (11/7/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka pada level Rp16.215 per dolar Amerika Serikat (AS).

Tercatat rupiah menguat 0,16 persen dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp16.241 per dolar AS. Pergerakan rupiah sejalan dengan seluruh mata uang di kawasan Asia.

Baca Juga: Rupiah Rebound, Dolar Melemah ke Rp16.240,50 Sore Ini

1. Mata uang di kawasan Asia kompak menguat

Hingga pukul 09.00 WIB, baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,3 persen. Disusul, won Korea Selatan yang melesat 0,29 perssn.

Selanjutnya, ringgit Malaysia terangkat 0,17 persen, dan peso Filipina yang terkerek 0,1 persen. Lalu ada dolar Singapura dan yen Jepang yang sama-sama naik 0,07 persen.

Berikutnya, dolar Taiwan yang terapresiasi 0,06 persen. Diikuti, yuan China dan dolar Hongkong yang sama-sama menguat tipis 0,03 persen terhadap the dolar AS.

Baca Juga: 7 Cara Investasi Dolar, Penting Nih bagi Pemula!

2. Rupiah berpotensi menguat hari ini

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra memproyeksi rupiah masih berpotensi menguat hari ini terhadap dollar AS. Hal ini didorong oleh pernyataan Federal reserve (the Fed) semalam.

"Semalam Gubernur the Fed Jerome Powell dalam pernyataanya di hadapan komite Jasa Keuangan DPR AS menyebutkan bahwa the Fed tidak akan menunggu inflasi 2 persen untuk memangkas suku bunga acuannya," kata dia.

Dengan demikian, rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp16.180 hingga Rp16.200 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp16.280 pada perdagangan hari ini.

3. Pelaku pasar tunggu data terbaru ekonomi AS

Selain itu, pelaku pasar juga melihat indikasi pemangkasan suku bunga dari pernyataan Powell semalam bahwa risiko dari ekonomi bukan hanya inflasi tapi tingkat pengangguran AS.

"Tingkat pengangguran AS meskipun masih di level rendah tapi terus meninggi. Jadi the Fed bisa memangkas bunga bila tingkat pengangguran semakin memburuk," ucapnya.

Indeks saham Asia juga terlihat menghijau, yang artinya sentimen pasar terhadap aset berisiko cukup positif. Ini bisa membantu penguatan rupiah yang juga adalah aset berisiko.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya