Rupiah Drop, Menkeu Ingatkan Perusahaan Jaga Neraca Keuangan 

Hari ini rupiah ditutup pada level Rp15.935 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mewanti-wanti perusahaan untuk terus menjaga neraca keuangannya di tengah pelemahan rupiah. Terutama perusahaan yang memiliki utang dalam denominasi dolar AS, karena beban utangnya berpotensi meningkat.

"Tolong dilihat neraca keuangannya jadi para CEO perusahaan, tolong panggil Chief Financial Officer (CFO)​​ dan tanyakan exposurenya terhadap (utang) ada gak? Karena perubahan yang berubah sangat cepat," katanya dalam sambutannya di CEO Kompas, Rabu (1/11/2023).

1. Indeks dolar AS sentuh level 106

Rupiah Drop, Menkeu Ingatkan Perusahaan Jaga Neraca Keuangan Ilustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sri Mulyani mengatakan, indeks dolar AS (DXY) saat ini tinggi, bahkan menyentuh 106. Indeks Dolar AS (USDX) adalah indeks atau ukuran dari nilai dolar Amerika Serikat relatif terhadap mata uang asing atau mata uang mitra dagang AS.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan dampak penguatan dolar AS tak hanya dirasakan rupiah, tetapi juga pada mata uang negara lainnya.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Keuangan Sehat Jadi Kunci Layanan Kesehatan Hebat

2. KSSK terus pantau stabilitas makro ekonomi

Rupiah Drop, Menkeu Ingatkan Perusahaan Jaga Neraca Keuangan Konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Senin, (8/5/2023). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan, Rabu (1/11/2023) rupiah ditutup melemah pada level Rp15.935 per dolar AS atau melemah 0,32 persen dibandingkan penutupan Selasa (31/10/2023) sebesar Rp15.885 per dolar AS.

Meski demikian, Menkeu berjanji akan terus memperkuat koordinasi dengan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas makro ekonomi.

"Kami dalam tim Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga terus mengecek, apakah sektor keuangan cukup resilient terhadap adanya tekanan yang luar biasa ini," bebernya.

3. BI janji jaga confidence pasar

Rupiah Drop, Menkeu Ingatkan Perusahaan Jaga Neraca Keuangan Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Edi Susianto/Website BI

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto berjanji akan menjaga confidence pasar dengan terus mencermati pergerakan mata uang regional tersebut, karena sifatnya masih sangat data dependen. Alhasil, berbagai kemungkinan masih sangat terbuka.

"Tentu yang terpenting bagi pasar valas domestik kita adalah tetap menjaga market confidence, dengan menjaga keseimbangan supply atau demand valas di market," ujarnya.

Edi menilai persediaan dan permintaan valuta asing di pasar masih sangat terkendali. Bank Indonesia pun telah melakukan intervensi, baik di pasar spot maupun pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).

Baca Juga: Penguatan Rupiah Menipis ke Rp15.884,5 per Dolar AS Sore Ini

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya