Rupiah Berhasil Rebound ke Rp15.492 per Dolar AS Sore Ini
Intinya Sih...
- Rupiah menguat 108 poin atau 0,69 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya
- Baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia, disusul won Korea Selatan dan yen Jepang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup berhasil menguat pada akhir perdagangan pekan ini, Jumat (23/8/2024). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat ke level Rp15.492 per dolar AS per dolar AS.
Rupiah tercatat menguat 108 poin atau 0,69 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya di posisi Rp15.600 per dolar AS.
1. Pergerakn mata uang di kawasan Asia menguat
Hingga pukul 15.00 WIB, baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,75 persen, Selanjutnya, won Korea Selatan terapresiasi 0,43 persen, dan yen Jepang terkerek 0,31 persen. Disusul, dolar Singapura yang positif 0,2 persen.
Berikutnya, yuan China terlihat naik 0,09 persen, dan rupee India yang terapresiasi 0,05 persen. Lalu ada ringgit Malaysia yang menguat tipis 0,04 persen.
Sementara itu, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ditutup koreksi 0,14 persen.
Baca Juga: Rupiah Lesu Pagi Ini Akibat Sentimen Polemik RUU Pilkada
Editor’s picks
2. Demo dan munculnya pernyataan DPR picu penguatan rupiah
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini dipengaruhi oleh selesainya masalah di DPR dan aksi demo.
"Tapi pasar masih bereskpektasi positif terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan AS yang menjadi dorongan rupiah menguat terhadap dollar AS sebelum ini," ujarnya.
3. Pasar menantikan pernyataan Jerome Powell
Di sisi lain, pasar masih menantikan pernyataan dari Gubernur Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell, yang kemungkinan tidak banyak berubah dari sebelumnya.
"Sehingga pasar masih bereskspektasi bahwa Powell akan mendukung pemangkasan suku bunga," ucap Ariston.
Baca Juga: Sri Mulyani Komentari Target Rupiah pada RAPBN 2025